Ilustrasi. Foto: Dok istimewa
Eko Nordiansyah • 12 November 2025 17:25
Beijing: PT Kereta Api Indonesia (KAI) yakin dapat mengikuti instruksi Presiden Prabowo Subianto untuk memperpanjang rute Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) hingga ke Banyuwangi, Jawa Timur.
"Tidak ada masalah dengan pengoperasian kereta cepat ini karena tingkat okupansinya juga naik terus. Presiden juga mengindikasi bahwa kita harus ekspansi ke Surabaya, bahkan ke Banyuwangi, ya kita akan jalankan, kita akan laksanakan," kata Direktur Utama PT KAI Bobby Rasyidin di Beijing dilansir dari Antara, Rabu, 12 November 2025.
Presiden Prabowo Subianto sebelumnya sempat menyatakan keinginannya untuk memperpanjang rute Kereta Cepat Whoosh Jakarta-Bandung hingga menjangkau ke ujung timur Pulau Jawa, yakni Banyuwangi.
Prabowo menyebut pembangunan infrastruktur transportasi modern seperti Whoosh tidak boleh berhenti di tengah jalan karena manfaat sosial, ekonomi, dan lingkungan dari kehadiran kereta cepat, jauh lebih besar dibanding beban finansial yang kini menuai tanggapan beragam publik.
"KCIC kan sudah jelas terang-benderang, KCIC itu tidak ada kesalahan, secara 'pride' bangsa kita naik. Tidak banyak di dunia ini yang mempunyai teknologi kereta cepat, Indonesia salah satu ini" tambah Bobby.
Bobby bahkan menyebut negara-negara di Eropa Timur maupun Amerika Serikat belum memiliki moda transportasi kereta cepat seperti yang dimiliki Indonesia.
"Alhamdulillah kita punya kereta cepat. Nah kemudian bagaimana yang selalu disampaikan oleh Pak Doni dan teman-teman di Danantara bahwa secara operasi perusahaannya untung sehingga kita begitu cukup yakin dan percaya diri juga untuk mengoperasikannya," tambah Bobby.
Baca Juga :

Sebelumnya diberitakan terkait sorotan atas beban utang proyek KCIC Whoosh, Presiden menegaskan bahwa dirinya selaku Kepala Negara akan memikul penuh tanggung jawab atas keberlangsungan proyek tersebut.
Chief Operating Officer (COO) Danantara Dony Oskaria menyampaikan bahwa proses negosiasi restrukturisasi utang proyek Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) atau Whoosh masih terus berlangsung.
Ia menjelaskan tim negosiasi yang terdiri dari unsur pemerintah serta Danantara akan segera berangkat ke Tiongkok untuk melanjutkan pembahasan dengan pemerintah China serta perusahaan mitra dalam konsorsium PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).
Dony menuturkan, utang yang tengah direstrukturisasi merupakan pinjaman pembangunan proyek akibat keterbatasan modal awal. Restrukturisasi mencakup beberapa aspek utama jangka waktu pinjaman, tingkat suku bunga, serta mata uang pinjaman.
Secara operasional KCIC telah menunjukkan kinerja positif dengan jumlah penumpang mencapai 20-30 ribu orang per hari. Peningkatan kualitas layanan juga terus diupayakan seiring dengan bertumbuhnya minat masyarakat terhadap moda transportasi cepat tersebut.
Sebelumnya, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan Presiden Prabowo Subianto akan menerbitkan Keputusan Presiden (Keppres) terkait penyelesaian utang proyek KCIC.
Adapun total investasi proyek KCIC mencapai sekitar USD7,27 miliar atau setara Rp120,38 triliun, dengan sekitar 75 persen dibiayai melalui pinjaman dari China Development Bank (CDB) dengan bunga dua persen per tahun.
Angka tersebut termasuk pembengkakan biaya (cost overrun) sebesar USD1,21 miliar (sekitar Rp 19,96 triliun) dari nilai investasi awal yang ditetapkan senilai USD6,05 miliar (sekitar Rp 99,82 triliun).
Artinya, total pinjaman ke CBD adalah sekitar USD2,72 miliar (sekitar Rp44,92 triliun) belum ditambah dengan beban bunga yang diperkirakan mencapai USD120-130 juta per tahun atau setara hampir Rp2 triliun hanya untuk membayar bunga.
Jika tingkat okupansi KCIC meningkat, margin keuntungannya tetap tipis karena biaya operasi dan pemeliharaan kereta cepat yang bersifat padat modal dan teknologi tinggi, sehingga tidak bisa ditekan secara signifikan.
Hingga kini, pemerintah masih mengkaji dua opsi utama penyelesaian, yakni pelimpahan kewajiban kepada pemerintah atau penyertaan dana tambahan ke PT KAI. Namun, pemerintah tetap mendorong agar Danantara mengambil peran utama dalam restrukturisasi pembayaran pinjaman tersebut.
KCIC mencatat peningkatan jumlah penumpang Kereta Cepat Whoosh sebesar 6,3 persen pada periode Januari hingga Oktober 2025 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Selama sepuluh bulan pertama tahun ini, layanan Whoosh telah melayani lebih dari 5,1 juta penumpang, meningkat dari 4,8 juta penumpang pada 2024 di periode yang sama. Secara kumulatif, sejak beroperasi secara komersial pada Oktober 2023, Whoosh telah melayani lebih dari 12,2 juta penumpang.