Capek Terus-terusan Naik, Harga Emas Dunia Mulai Kendor

Ilustrasi. Foto: Freepik.

Capek Terus-terusan Naik, Harga Emas Dunia Mulai Kendor

Husen Miftahudin • 10 October 2025 08:21

Chicago: Harga emas dunia akhirnya mengalami penurunan dari rekor tertinggi imbas meredanya ketegangan geopolitik hingga berlanjutnya penutupan pemerintah Amerika Serikat (AS).
 
Mengutip Investing.com, Jumat, 10 Oktober 2025, harga emas pada perdagangan Kamis waktu setempat turun menjadi sekitar USD4.020 per ons. Padahal di perdagangan hari sebelumnya, logam mulia tersebut mencapai rekor tertinggi di level USD4.060 per ons.
 
Pertumbuhan emas baru-baru ini didorong oleh ketidakstabilan geopolitik dan ketidakpastian ekonomi. Namun, Presiden AS Donald Trump mengumumkan potensi perjanjian damai antara Israel dan Hamas, dan ketegangan seputar perang dua tahun tersebut mereda, sehingga menimbulkan optimisme.
 
Meskipun harga emas turun, tren dasarnya diyakini tetap kuat, didukung oleh penutupan pemerintah AS yang sedang berlangsung dan sikap hati-hati Federal Reserve. Ketidakstabilan yang berkelanjutan dapat mendorong pertumbuhan emas lebih lanjut.
 

Baca juga: Reli Emas Berlanjut, Tren Bullish Masih Kuat


(Ilustrasi pergerakan harga emas. Foto: dok Bappebti)
 

Penutupan Pemerintah AS makin buntu

 
Adapun, Senat AS gagal kembali untuk mempercepat pengajuan Rancangan Undang-Undang (RUU) Pendanaan keenam kalinya. Kondisi ini melanjutkan kebuntuan penutupan pemerintah federal.
 
Senat memberikan suara 54 berbanding 45 untuk mempercepat pengajuan RUU Pendanaan yang didukung Partai Republik yang telah lolos di DPR. Namun suara yang dibutuhkan untuk meloloskan RUU tersebut adalah 60 untuk menentukan keputusan rapat (mosi).
 
Tiga anggota Partai Demokrat bergabung dengan mayoritas anggota Partai Republik dalam pemungutan suara tersebut, seperti pada kasus-kasus sebelumnya. Tetapi Partai Republik gagal mendapatkan dukungan dari anggota Partai Demokrat lainnya.
 
Senat juga gagal memajukan tindakan yang didukung oleh Demokrat, yang mencakup ketentuan terkait perawatan kesehatan. Kedua pihak terus saling menyalahkan atas kebuntuan ini.
 
"Partai Demokrat di Washington telah memilih penutupan pemerintah ini. Kondisi tersebut membuat masyarakat, para pekerja, hingga pelaku UMKM terpaksa menanggung akibatnya," ucap Ketua DPR Mike Johnson, petinggi Partai Republik melalui unggahannya pada platform sosial X.
 
"Pemerintah ditutup karena (Presiden AS Donald) Trump dan Partai Republik bersikeras mencabut layanan kesehatan dari Anda. Mereka bahkan tidak mau berunding dengan kami," ujar pemimpin minoritas Senat Chuck Schumer, anggota Partai Demokrat.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)