AS Siap Naikkan Tarif jika Tiongkok Kembali Batasi Ekspor Logam Tanah Jarang

Menteri Keuangan AS Scott Bessent. (Anadolu Agency)

AS Siap Naikkan Tarif jika Tiongkok Kembali Batasi Ekspor Logam Tanah Jarang

Muhammad Reyhansyah • 3 November 2025 10:23

Washington: Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan siap menaikkan tarif terhadap Tiongkok apabila Beijing kembali menghambat ekspor logam tanah jarang, kata Menteri Keuangan AS Scott Bessent, Minggu, 2 November 2025.

Tiongkok sebelumnya mengumumkan penangguhan selama satu tahun terhadap pembatasan ekspor logam tanah jarang dan teknologi terkait yang diberlakukan pada Oktober. Namun, Bessent menyatakan keraguan atas komitmen Beijing untuk benar-benar melonggarkan kebijakan tersebut.

“Tiongkok telah memonopoli pasar logam tanah jarang dan, sayangnya, pada beberapa kesempatan mereka terbukti bukan mitra yang dapat diandalkan,” ujar Bessent dalam wawancara dengan Fox News, dikutip dari Channel News Asia, Senin, 3 November 2025.

Logam tanah jarang, meski ditambang di sejumlah negara termasuk AS, sebagian besar masih diproses di Tiongkok yang menguasai hampir seluruh kapasitas pemurnian global.

Penangguhan kebijakan itu diumumkan setelah pertemuan Presiden Trump dan Presiden Xi Jinping di Korea Selatan, yang menghasilkan kesepakatan penurunan tarif ekspor Tiongkok ke AS sebesar 10 persen. Namun, sejumlah aturan ekspor yang diberlakukan Beijing tetap dipertahankan.

Bessent menegaskan bahwa Washington akan memantau implementasi kebijakan tersebut dan tidak ragu menggunakan tekanan maksimum, termasuk menaikkan tarif kembali jika Tiongkok gagal memenuhi komitmennya.

“Kami tidak ingin memutus hubungan dengan Tiongkok, tetapi kami harus mengurangi risiko,” katanya. Ia juga menuding pemerintahan-pemerintahan AS sebelumnya “tidur di balik kemudi,” sementara Beijing selama bertahun-tahun membangun dominasi di sektor logam tanah jarang.

Sebagai bagian dari kesepakatan baru, Tiongkok juga diminta meningkatkan upaya menekan penyelundupan fentanyl ke Amerika Serikat, narkotika sintetis yang telah menyebabkan puluhan ribu kematian. Badan Penegakan Narkotika AS (DEA) menyebut Tiongkok sebagai pemasok utama fentanyl ke AS.

Baca juga:  AS-Tiongkok Sepakat Bangun Jalur Komunikasi Militer untuk Cegah Konflik

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)