Diskusi publik mengenai penanganan sampah dari sisi budaya dalam acara Pekan Kebudayaan Kota Bandung 2025.
Roni Kurniawan • 23 November 2025 16:55
Bandung: Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menggelar Pekan Kebudayaan Kota Bandung sebagai bagian dari upaya pemajuan kebudayaan daerah. Acara yang berlangsung di Taman Balai Kota Bandung pada 21 hingga 23 November 2025 ini menghadirkan beragam ekspresi budaya yang dikemas melalui seni dan diskusi.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung, Adi Junjunan, menegaskan penyelenggaraan pekan kebudayaan ini merujuk pada regulasi nasional, yakni Permendikbud tentang penyelenggaraan Pekan Kebudayaan.
"Pekan Kebudayaan ini bagian dari upaya pemajuan kebudayaan. Dalam undang-undang, pemajuan kebudayaan itu meliputi perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan," ujar Adi di Balai Kota Bandung, Minggu, 23 November 2025.
Rangkaian acara telah dimulai sejak Jumat malam dengan pemberian Anugerah Kebudayaan di Plaza Balai Kota. Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, secara langsung menyerahkan penghargaan kepada sepuluh penerima yang dinilai berkontribusi besar terhadap pelestarian dan pengembangan budaya lokal.
Memasuki hari kedua, berbagai kegiatan kembali mewarnai gelaran Pekan Kebudayaan Kota Bandung. Salah satu yang menarik perhatian adalah pertunjukan Yoga Kontemporer, sebuah kolaborasi yang memadukan gerakan yoga dengan unsur-unsur kebudayaan lokal.
Tidak hanya pertunjukan seni, acara ini juga menghadirkan sejumlah diskusi publik yang mengangkat berbagai isu perkotaan. Salah satu tema utama yang diangkat adalah persoalan sampah dari sudut pandang kebudayaan.
"Kami ingin memperlihatkan permasalahan Kota Bandung, misalnya soal sampah, tetapi dilihat dari perspektif kebudayaan. Bagaimana agar isu ini diterima masyarakat sebagai sebuah budaya-budaya bersih, budaya sehat bukan sekadar aturan dari luar," beber Adi.
Menurut Adi, pendekatan kebudayaan menjadi cara efektif untuk membangun kesadaran kolektif masyarakat. Dengan memadukan seni, edukasi, dan dialog, Pekan Kebudayaan diharapkan mampu menjadi ruang memahami tantangan kota sekaligus menggali solusi berbasis nilai budaya.
Pekan Kebudayaan Kota Bandung juga difungsikan sebagai wadah bagi masyarakat, komunitas seni, hingga pemerhati budaya untuk saling berinteraksi dan berkolaborasi. Adi berharap kegiatan ini dapat terus berlangsung secara rutin dan menjadi agenda besar tahunan.
"Kami ingin Pekan Kebudayaan ini menjadi ruang bertemu, ruang belajar, sekaligus ruang apresiasi bagi seluruh warga Kota Bandung," pungkas Adi.
Melalui gelaran ini, Pemkot Bandung menunjukkan komitmennya dalam menjadikan kebudayaan sebagai napas pembangunan kota, sekaligus merangkul seluruh elemen masyarakat untuk turut serta dalam pelestarian dan pengembangan budaya.