Hujan Persulit Upaya Pemulihan Gempa di Myanmar, Kematian Sentuh 3.471 Jiwa

Kehancuran akibat gempa bumi di Myanmar. (Anadolu Agency)

Hujan Persulit Upaya Pemulihan Gempa di Myanmar, Kematian Sentuh 3.471 Jiwa

Willy Haryono • 6 April 2025 10:44

Mandalay: Hujan deras turun sepanjang akhir pekan di beberapa wilayah Myanmar yang dilanda gempa bumi, yang menurut lembaga bantuan dapat mempersulit upaya bantuan dan meningkatkan risiko penyakit. Di waktu bersamaan, kepala bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan lebih banyak tenda diperlukan untuk melindungi para korban gempa yang kehilangan tempat tinggal.

Mengutip dari The Straits Times, Minggu, 6 April 2025, jumlah korban tewas akibat gempa kuat yang melanda Myanmar dan berdampak ke Thailand pada 28 Maret itu telah bertambah menjadi 3.471 orang, menurut laporan media pemerintah, dengan 4.671 terluka dan 214 masih hilang.

Lembaga bantuan telah memperingatkan bahwa kombinasi hujan yang tidak sesuai musim dan panas ekstrem dapat menyebabkan wabah penyakit, termasuk kolera, di antara para penyintas gempa yang berkemah di tempat terbuka.

"Keluarga-keluarga tidur di luar reruntuhan rumah mereka, sementara sejumlah jenazah ditarik dari reruntuhan. Ada juga ketakutan nyata akan terjadinya gempa bumi lagi," kata kepala bantuan PBB yang sedang berkunjung, Tom Fletcher, dalam sebuah keterangan di media sosial X.

"Kita perlu menyediakan tenda dan harapan bagi para penyintas saat mereka membangun kembali kehidupan mereka yang hancur," sambungnya, seraya menambahkan tindakan yang kuat dan terkoordinasi adalah kunci untuk menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa.

Negara-negara tetangga Myanmar, seperti Tiongkok, India, dan negara-negara Asia Tenggara, termasuk di antara negara-negara yang mengirimkan pasokan bantuan dan penyelamat selama sepekan terakhir untuk membantu upaya pemulihan di area terdampak gempa bumi yang dihuni sekitar 28 juta orang.

Amerika Serikat (AS), yang baru-baru ini merupakan donor kemanusiaan terbesar di dunia, telah menjanjikan sedikitnya USD9 juta kepada Myanmar untuk mendukung korban terdampak gempa bumi, tetapi pejabat AS saat ini dan mantan pejabat AS mengatakan bahwa penghentian program bantuan luar negeri USAID telah memengaruhi respons Washington.

Tiga pekerja USAID yang telah melakukan perjalanan ke Myanmar setelah gempa bumi diberitahu bahwa mereka akan diberhentikan, ucap Marcia Wong, mantan pejabat senior USAID, kepada Reuters.

"Tim ini bekerja sangat keras, berfokus untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada mereka yang membutuhkan. Mendapatkan berita tentang pemutusan hubungan kerja yang akan segera terjadi - bagaimana mungkin itu tidak membuat putus asa?" sebut Wong.

Di negara tetangga Thailand, pihak berwenang mengatakan bahwa jumlah korban tewas akibat gempa bumi di Myanmar telah bertambah menjadi 24. Dari jumlah tersebut, 17 meninggal di lokasi gedung pencakar langit di ibu kota, Bangkok, yang runtuh saat sedang dibangun. Sebanyak 77 orang lainnya masih hilang di sana.

Baca juga:  PBB Sebut Junta Myanmar Batasi Bantuan di Area Gempa

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)