Polres Garut Selidiki Kematian Siswa SMA Diduga Bunuh Diri karena Perundungan

Kasat Reskrim Polres Garut, AKP Joko Prihatin tengah melakuan penyelidikan dan mendalami siswa SMAN 6 Garut bunuh diri meski hasil olah tempat kejadian perkara tidak ditemukan kekerasan.

Polres Garut Selidiki Kematian Siswa SMA Diduga Bunuh Diri karena Perundungan

Media Indonesia • 17 July 2025 12:15

Garut: Satuan Reserse Kriminal Polres Garut menyelidiki kematian seorang siswa kelas X SMAN 6 berinisial PN, 16, warga Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Korban mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri lantaran tidak naik kelas hingga dugaan perundungan di sekolah.

Kasat Reskrim Polres Garut, AKP Joko Prihatin menerima laporan tentang seorang siswa gantung diri. Tim Inafis langsung diterjunkan untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Di lokasi tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan dan korban mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.

"Kami telah meminta keterangan sejumlah saksi termasuk akan menjadwalkan pihak keluarga setelah masa berkabung, karena saat ini keluarganya masih berduka. Akan tetapi, untuk penyelidikan sekarang masih berjalan terutama membuka inti masalah tersebut apakah korban bunuh diri atau ada hal lainnya," katanya, Kamis, 17 Juli 2025.

Kasus kematian ini viral di media sosial setelah ibu kandungnya menyampaikan melalui akun Instagram pribadinya. Sang ibu menyebut anaknya menjadi korban bullying setelah dituduh dan melaporkan teman-temannya merokok di kelas kepada guru. 

"Pada suatu hari anak saya mau dipukul rame-rame sama teman sekelas hingga tangannya dipegangin dan sudah mau dipukul, Alhamdulillah anak saya berhasil kabur ke ruang bimbingan konseling (BK). Anak saya menjadi takut untuk hadir ke sekolah dan dinyatakan tidak naik kelas melanjutkan sekolah ke kelas X, dengan catatan harus pindah sekolah," kata ibu kandung korban.
 

Baca: Pelajar di Garut Bunuh Diri Diduga Akibat Perundungan

Sementara itu, Perwakilan SMA Negeri 6 Garut, Cucu Benyamin membantah terjadi perundungan pada korban menjadi penyebab tidak naik kelas. Tetapi memang anak tersebut tidak naik kelas lantaran adanya tujuh nilai mata pelajaran belum dikerjakan. 

"Siswa kelas X bukan perundungan teman sekelasnya di sekolah, tetapi anak tersebut tidak naik kelas dengan akademik karena ada beberapa mata pelajaran yang tidak tuntas di pada semester 1 dan 2. Memang sekolah sudah menjelaskan soal anak tersebut bukan perundungan karena kemarin menghadirkan pemerintah daerah, polisi, guru Bimbingan Konseling (BK) dan perwakilan kelas," ujarnya.

Menurutnya, anak berinisial PN yang tidak naik kelas itu memang pada semester 1  dilakukan pendampingan dan keringanan dari sekolah supaya bisa menyelesaikan akademik terutama tugasnya. Guru kelas juga melakukan komunikasi dengan orang tua supaya memberikan bimbingan di rumah agar bisa menyelesaikan tugas sekolah. 

"Anak kelas X yang diberikan keringanan dan diakhir semester itu masih tidak ada peningkatan meski berbagai cara sudah dilakukan sekolah dan diputuskan tidak naik kelas. Akan tetapi, dengan berbagai tugas tidak selesai membuat ada 7 nilai belum dikerjakan dan masalah tersebut bukan peundungan," pungkasnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Whisnu M)