Bentrokan Berlanjut di Suriah, Rezim Sharaa Kesulitan Tegakkan Gencatan Senjata

Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa. (Anadolu Agency)

Bentrokan Berlanjut di Suriah, Rezim Sharaa Kesulitan Tegakkan Gencatan Senjata

Willy Haryono • 20 July 2025 18:26

Sweida: Bentrokan sektarian terus berlanjut di wilayah Druze yang mayoritas dihuni kelompok minoritas tersebut, sementara rezim baru Suriah di bawah Presiden Ahmed al-Sharaa masih kesulitan menegakkan gencatan senjata setelah hampir sepekan terjadi pertumpahan darah.

Suara tembakan dan ledakan masih terdengar di kota Sweida, Suriah, sepanjang Sabtu kemarin. Menurut laporan, pejuang Druze berhasil mengusir kelompok bersenjata Badui dari wilayah kota.

Rezim di Damaskus sebelumnya mengumumkan telah mengirim pasukan ke wilayah selatan untuk menjaga perdamaian dan menyerukan semua pihak agar menghentikan kekerasan, setelah ratusan orang tewas dalam bentrokan selama hampir seminggu terakhir.

Kementerian Dalam Negeri Suriah mengklaim pada Sabtu malam bahwa pertempuran telah berhenti setelah Sweida dibersihkan dari pejuang Badui.

Mengutip dari Independent, Minggu, 20 Juli 2025, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), kelompok pemantau berbasis di Inggris, melaporkan bahwa bentrokan yang terjadi sejak pekan lalu telah menewaskan sedikitnya 940 orang di sekitar Sweida.

Presiden Sharaa—mantan tokoh ISIS dan Al Qaeda yang mengambil alih kekuasaan setelah jatuhnya Bashar al-Assad akhir tahun lalu—mengatakan bahwa mediasi dari negara-negara Arab dan Amerika sempat membantu meredakan ketegangan. Namun, situasi kembali memanas pada Minggu.

Sharaa juga mengecam Israel yang melancarkan serangan udara ke wilayah Suriah dalam sepekan terakhir. Serangan tersebut menargetkan wilayah Sweida serta markas kementerian pertahanan rezim baru di Damaskus.

Pasukan Israel sebelumnya telah melancarkan sejumlah serangan besar terhadap instalasi militer Suriah, termasuk di perbatasan, tak lama setelah rezim Sharaa mengambil alih kekuasaan Desember lalu. Serangan tersebut terus berlanjut selama tujuh bulan terakhir. Israel menyatakan ingin wilayah Suriah di dekat perbatasannya tetap menjadi zona non-militer.

Kekerasan di provinsi Sweida dimulai dari bentrokan antara komunitas Druze dan suku Badui. Pasukan pemerintah yang dikerahkan untuk meredam situasi justru bentrok dengan kelompok bersenjata Druze dan menyerang komunitas tersebut.

Suku Badui menyatakan pada Minggu bahwa mereka telah menarik diri dari Sweida.

Presiden Sharaa mengimbau komunitas Druze agar menahan diri dan meminta suku Badui untuk meninggalkan wilayah kota, dengan mengatakan bahwa "mereka tidak dapat menggantikan peran negara dalam mengelola urusan nasional dan memulihkan keamanan."

Baca juga:  Apresiasi AS, Presiden Suriah Umumkan Gencatan Senjata Antarsuku Secara Menyeluruh

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)