Salah satu area di Bandara Internasional Hong Kong. (Wikimedia Commons)
Willy Haryono • 21 July 2025 06:34
Hong Kong: Topan Wipha menyebabkan gangguan besar pada penerbangan dan merobohkan pepohonan di Hong Kong serta beberapa kota di Tiongkok bagian selatan pada Minggu, 20 Juli, di saat badai itu bergerak ke arah barat menyusuri pesisir selatan Tiongkok.
Bandara di Hong Kong, Shenzhen, Zhuhai, dan pusat kasino Makau membatalkan atau menunda sebagian besar penerbangan sepanjang hari, menurut informasi dari situs resmi masing-masing bandara.
Di Hong Kong, setidaknya 400 penerbangan dibatalkan, memengaruhi sekitar 80.000 penumpang, menurut siaran RTHK. Beberapa layanan kereta cepat juga dihentikan sementara.
Mengutip dari Korea Herald, Senin, 21 Juli 2025, Badan Meteorologi Nasional Tiongkok menyatakan bahwa topan ini tetap berada di lepas pantai hingga sekitar pukul 18.00 waktu setempat sebelum akhirnya mendarat di wilayah pesisir kota Taishan, Provinsi Guangdong. Setelah itu, topan melemah menjadi badai tropis parah dengan kecepatan angin maksimum 108 km/jam.
Sebelumnya, Hong Kong Observatory mengeluarkan sinyal badai No. 10, yaitu peringatan tertinggi. Pusat badai melewati bagian selatan kota pada tengah hari, disertai angin kencang hingga 140 km/jam.
Angin kencang menyebabkan banyak pohon tumbang di Zhuhai dan kota-kota pesisir lainnya. Di Hong Kong, sejumlah kendaraan terlihat menghindari ranting dan batang pohon yang berserakan di jalan.
Pemerintah Hong Kong menerima lebih dari 450 laporan pohon tumbang dan 26 orang dilaporkan menjalani perawatan medis di rumah sakit umum. Belum ada rincian mengenai tingkat keparahan luka.
Sebanyak 250 orang lebih mengungsi ke tempat penampungan umum. Taman hiburan Hong Kong Disneyland dan sejumlah tempat wisata lainnya ditutup sementara.
Topan Wipha, yang sebelumnya melewati Filipina sebagai badai tropis, juga menyebabkan hujan deras di sebagian wilayah Taiwan pada Sabtu lalu. Nama Wipha sendiri berasal dari bahasa Thailand, dan merupakan bagian dari daftar nama topan di wilayah Pasifik Barat yang disusun oleh negara-negara di kawasan.
Di Filipina, badai ini memperparah hujan monsun dan menyebabkan sedikitnya satu orang tewas akibat banjir di Provinsi Cagayan, wilayah utara negara itu.
Lebih dari 370.000 orang terdampak cuaca buruk selama beberapa hari terakhir, termasuk 43.000 orang yang mengungsi ke tempat penampungan darurat atau rumah kerabat akibat banjir, longsor, dan angin kencang. Lebih dari 400 rumah dilaporkan rusak.
Sementara itu, di Korea Selatan, hujan deras selama lima hari terakhir telah menewaskan sedikitnya 14 orang dan menyebabkan 12 lainnya hilang.
Baca juga: Banjir dan Longsor Terjang Korea Selatan, 14 Orang Tewas 12 Hilang