Cerita Kepala SD Negeri di Menteng Hadapi Praktik 'Titip Murid'

Ilustrasi. Metrotvnews.com.

Cerita Kepala SD Negeri di Menteng Hadapi Praktik 'Titip Murid'

Indira Pramesti • 16 July 2025 17:32

Jakarta: Praktik menitip siswa rupanya sudah kerap terjadi sejak di jenjang sekolah dasar (SD). Hal ini diungkap Irawan, Kepala SD Negeri Menteng 1, Jakarta Pusat.

Irawan terang-terangan pernah menghadapi orang tua yang hendak menitipkan siswa. Kendati, sesuai aturan siswa itu belum memenuhi syarat masuk ke sekolah tersebut.

"Mohon maaf, pernah ada orang tua datang untuk nitip anaknya masuk ke sekolah. Walau begitu, saya selalu jelaskan, untuk masuk kelas 1 itu memang sudah by system dari dinas bersangkutan," cerita Irawan kepada Metro TV di SDN Menteng 1, Jakarta Pusat, Rabu, 16 Juli 2025.

Irawan menjelaskan mekanisme SPMB sudah diatur dinas pendidikan. Pihak sekolah tidak bisa melakukan intervensi.

"Kalau kita sudah mendaftarkan kuota SPMB 64, ya hasil penerimaan juga harus 64. Kalau bertambah di laur daftar, kami (pihak sekolah) yang dicap bermasalah, kami tidak mau itu," ungkap dia.
 

Baca juga: SD 1 Wates Kudus Hanya Dapat 1 Siswa Baru

Menyoal efektivitas SPMB di jenjang SD

Menurut Irawan, mekanisme SPMB untuk jenjang sekolah dasar sudah baik. Sistem yang ada efektif mengatasi masalah pemerataan daya tampung sekolah.

Sebelum tahap pendaftaran murid baru, kata dia, dinas pendidikan meminta sekolah untuk menentukan kuota dan daya tampung. Setelahnya, jumlah total kuota akan dibagi dengan jalur penerimaan yang ada sesuai petunjuk teknis dari dinas pendidikan. Ada tiga jalur penerimaan murid baru di tingkat SD, yakni domisili, afirmasi, dan perpindahan orang tua (mutasi)

"Amannya, orang tua siswa atau siswi yang mendaftar bisa memilih tiga pilihan sekolah, jadi jika ada kasus tergeser dari satu sekolah, masih ada dua lagi, jadi bisa dibilang aman," tutur Irawan 

Orang tua calon murid baru punya waktu tiga hari untuk memilih sekolah yang mereka tuju. Lalu, ada proses lapor diri untuk mengonfirmasi apakah akan masuk ke sekolah atau berubah keputusan.

"Jika ada perubahan keputusan satu siswa, nantinya siswa lain yang tergeser akan menggantikan, akan terus menerus begitu," ungkap Irawan

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arga Sumantri)