Enam kementerian berkolaborasi dalam mendorong diplomasi kuliner Indonesia. (Kemenlu RI)
Willy Haryono • 30 August 2025 15:31
Jakarta: Menteri Perdagangan Budi Santoso optimistis cita rasa kuliner Indonesia mampu bersaing di pasar global. Rempah-rempah khas Nusantara dinilai memiliki daya tarik yang kuat untuk mempromosikan kuliner Indonesia di luar negeri sekaligus mendukung peningkatan kunjungan wisatawan ke Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Mendag Budi saat meluncurkan program Rasa Rempah Indonesia atau S’RASA di Skydeck Sarinah, Jakarta, Kamis, 28 Agustus. Peluncuran dilakukan bersama Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Pariwisata Widiyanti Putri, Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya, Wakil Menteri Luar Negeri Arrmanatha Nasir, serta perwakilan Kementerian UMKM.
S’RASA merupakan kelanjutan dari program Indonesia Spice Up the World (ISUTW) yang berakhir pada 2024. Program ini menitikberatkan pada promosi kuliner Nusantara dengan identitas, cerita, dan warisan budaya, yang akan dihadirkan melalui restoran Indonesia di berbagai negara. Sebagai tahap awal, uji coba akan dilakukan di Tokyo, Sydney, Amsterdam, London, dan New York.
Dalam keterangan di situs Kementerian Luar Negeri RI, Jumat, 29 Agustus 2025, Budi menyebut S’RASA sebagai jembatan diplomasi kuliner Indonesia. “Melalui pengalaman mencicipi hidangan, masyarakat mancanegara dapat mengenal budaya Indonesia lebih dekat. Di sisi lain, ini juga membuka peluang ekspor rempah, bumbu, kemasan, hingga peralatan kuliner ke pasar global,” ujarnya.
Menteri BUMN Erick Thohir menekankan pentingnya kolaborasi lintas kementerian sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto. Sementara itu, Menteri Pariwisata Widiyanti Putri menilai program ini selaras dengan strategi quality tourism berbasis gastronomi, dan Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya melihatnya sebagai peluang akselerasi pegiat kuliner untuk menembus pasar dunia.
Wamenlu Arrmanatha Nasir menyoroti aspek gastrodiplomasi dengan dukungan jaringan diplomatik RI di berbagai negara. Deputi Kementerian UMKM Bagus Rachman menambahkan, program ini juga membuka jalan bagi produk UMKM sektor rempah untuk go global.
Peluncuran ditandai penandatanganan kerja sama enam kementerian terkait. Data Kemendag menunjukkan, sepanjang Januari–Juni 2025 ekspor kopi, teh, dan rempah Indonesia mencapai USD 1,63 miliar, naik 86,5 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Program ini turut didukung sejumlah perusahaan pangan nasional, termasuk kecap Bango, Indofood, dan Acaraki.
Baca juga: Warung Maya Milik Diaspora Indonesia Bawa Cita Rasa Nusantara ke Seattle