Salah satu kapal yang merupakan bagian dari Global Sumud Flotilla meninggalkan Tunisia menuju Gaza. (Anadolu Agency)
Jakarta: Berbagai peristiwa besar mewarnai panggung dunia sepanjang pekan ini, dari akhir September hingga 4 Oktober 2025. Dari proposal damai 20 poin yang diumumkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mengakhiri perang Gaza, hingga pergantian kepemimpinan bersejarah di Jepang yang berpotensi melahirkan perdana menteri perempuan pertama.
Peristiwa besar lainnya meliputi penutupan (shutdown) pemerintahan Amerika Serikat, ketegangan baru di laut akibat penahanan aktivis Global Sumud Flotilla oleh Israel, serta langkah Hamas yang menerima sebagian rencana damai AS untuk Gaza.
Berikut lima peristiwa besar dunia dalam sepekan terakhir yang dirangkum dari berbagai sumber pada Minggu, 5 Oktober 2025:
1. Trump Umumkan Proposal 20 Poin untuk Mengakhiri Perang Gaza
Presiden AS Donald Trump mempublikasikan rencana 20 poin yang menawarkan mekanisme pertukaran tahanan dan sandera, penarikan sebagian pasukan Israel, pembentukan pemerintahan teknokratik sementara di Gaza, serta pembukaan akses kemanusiaan penuh.
Dokumen itu juga menegaskan bahwa jika Hamas tidak merespons atau menolak, AS menyatakan Israel berhak melanjutkan operasi militer, dengan batas waktu tanggapan hingga 5 Oktober 2025.
2. Pemerintah AS Memasuki Shutdown setelah Kongres Gagal Sahkan Anggaran
Mulai 1 Oktober, pemerintah federal Amerika Serikat resmi mengalami shutdown setelah Kongres gagal mencapai kesepakatan anggaran sebelum tenggat. Sejumlah layanan publik non-esensial ditangguhkan, sementara ratusan ribu pegawai negeri mulai dirumahkan tanpa bayaran.
Situasi ini memicu kekhawatiran pasar keuangan dan menambah tekanan politik bagi para legislator untuk segera mencapai kompromi, mengingat dampak ekonomi bisa memburuk jika kebuntuan berlangsung lebih lama.
3. Global Sumud Flotilla Dicegat Israel, Para Aktivisnya Ditahan
Kapal-kapal bantuan kemanusiaan yang berangkat sebagai bagian dari
Global Sumud Flotilla (GSF) dicegat oleh Angkatan Laut Israel di perairan internasional.
Ratusan aktivis GSF dari berbagai negara ditahan sementara, beberapa dideportasi, dan insiden itu memicu demonstrasi besar di sejumlah kota serta kecaman dari berbagai pemerintah dan organisasi internasional.
Israel mengklaim tidak menemukan bantuan medis atau senjata di kapal-kapal tersebut, dan mengklaim intersepsi dilakukan untuk menegakkan blokade laut Gaza. Namun, pihak penyelenggara GSF menyebut tindakan itu sebagai pelanggaran hukum laut internasional.
4. Hamas Menerima Sebagian Elemen Proposal Trump
Dalam respons yang dimediasi pihak ketiga, Hamas menyatakan menerima beberapa elemen rencana AS, dan menyatakan kesediaannya membebaskan semua sandera, hidup atau mati, bila syarat implementasi terpenuhi.
Namun, Hamas tidak menyebut secara eksplisit soal perlucutan senjata atau kontrol militer Gaza, sehingga poin-poin tersebut masih menjadi sumber perdebatan dalam negosiasi lanjutan.
Sikap ini dianggap membuka peluang diplomasi baru, meskipun banyak pihak menilai jalan menuju perdamaian masih panjang dan penuh ketidakpastian.
5. Sanae Takaichi Menang Pemilihan LDP, Berpeluang Jadi PM Perempuan Pertama Jepang
Partai Liberal Demokrat Jepang (LDP) resmi memilih Sanae Takaichi sebagai ketua partai, membuka jalan baginya menjadi perdana menteri perempuan pertama di Jepang.
Takaichi dikenal sebagai figur konservatif dengan pandangan nasionalis kuat dan kedekatan politik dengan mantan PM Shinzo Abe.
Kemenangannya dipandang sebagai tanda pergeseran arah kebijakan Tokyo ke posisi yang lebih tegas dalam isu keamanan regional serta potensi pendekatan ekonomi baru untuk menghadapi stagnasi domestik.
Baca juga:
Sepekan Dunia: Pengakuan Palestina, Pidato Prabowo, hingga Terjangan Topan Ragasa