Proses evakuasi di kawasan musala Ponpes Al Khoziny, SIdoarjo. (Dok BNPB)
Amaluddin • 7 October 2025 15:13
Sidaorjo: Kegiatan belajar mengajar di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, diliburkan sementara waktu pascatragedi ambruknya musala pada Senin, 29 September 2025. Keputusan ini diambil sembari menunggu hasil musyawarah internal dan asesmen lanjutan mengenai kelanjutan pendidikan santri.
Ketua Alumni Pusat Al Khoziny, Zainal Abidin, menyatakan pengasuh pondok akan menggelar musyawarah besar bersama keluarga besar, dewan guru, dan pengurus pesantren. Forum ini akan menentukan arah dan mekanisme penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar ke depan.
"Nanti masih akan dimusyawarahkan di keluarga ndalem, bagaimana mekanisme untuk tetap menyelenggarakan pendidikan di sini. Apa langkahnya masih dalam proses musyawarah,” kata Zainal, Selasa, 7 Oktober 2025.
Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii, menegaskan keberlanjutan pendidikan santri menjadi tanggung jawab bersama. Pemerintah daerah dan kementerian terkait harus turut serta mendukung proses pendidikan para santri.
"Bisa saja kegiatan belajar mengajar tetap dilakukan, mungkin di lokasi sementara. Yang jelas, ini bukan hanya tanggung jawab pondok, tetapi juga pemerintah daerah dan kementerian terkait,” kata Syafii.
Meski operasi SAR sudah resmi ditutup, proses penanganan pascabencana masih terus berlanjut. Tahap pemulihan dan rehabilitasi menjadi tanggung jawab BNPB bersama pemerintah daerah setempat.
"Tindak lanjutnya akan terus dimonitor, terutama dalam tahap pemulihan dan penanganan dampak bencana di lingkungan pesantren,” ujar Syafii.
Operasi pencarian dan pertolongan untuk korban ambruknya musala Ponpes Al Khoziny resmi ditutup pada Selasa siang, 7 Oktober 2025. Proses yang berlangsung selama sembilan hari ini berhasil mengevakuasi 171 orang dengan rincian 104 korban selamat dan 67 korban meninggal dunia, termasuk delapan potongan tubuh yang telah diidentifikasi melalui proses DVI.