Basarnas evakuasi satu jenazah dari reruntuhan bangunan musala Ponpes Al Khoziny. Dokumentasi/ Basarnas Surabaya
Amaluddin • 6 October 2025 17:17
Surabaya: Polda Jawa Timur mengirimkan 15 sampel DNA jenazah korban runtuhnya musala Pondok Pesantren Al Khoziny ke Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Mabes Polri di Jakarta. Pengiriman yang dilakukan pada Senin, 6 Oktober 2025 ini bertujuan mempercepat proses identifikasi korban yang belum dapat dikenali.
Kepala Bidang Dokkes Polda Jatim, Kombes M Khusnan Marzuki, menjelaskan ke-15 sampel DNA tersebut diambil dari jenazah korban yang baru tiba di Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya sejak Minggu petang.
“Sampai hari Minggu kemarin, kami sudah mengirim 36 sampel DNA milik para santri dan korban lainnya. Hari ini kami kirim lagi 15 sampel tambahan,” kata Khusnan, Senin, 6 Oktober 2025.
Khusnan menambahkan semua sampel dikirim tanpa penundaan agar proses identifikasi dapat berjalan cepat. Menurutnya, hasil pemeriksaan DNA biasanya membutuhkan waktu sekitar lima hari untuk keluar dari laboratorium pusat.
Ia berharap hasil identifikasi dapat segera diterima untuk mempercepat penyerahan jenazah kepada keluarga. “Kami terus berkoordinasi dengan tim Pusdokkes Mabes Polri. Mudah-mudahan hasilnya bisa segera selesai agar keluarga korban mendapatkan kepastian,” tandas Khusnan.
Hingga Senin siang, tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim telah menerima 58 kantong jenazah dari lokasi kejadian. Jumlah tersebut termasuk lima kantong berisi bagian tubuh yang terpisah.
Dari total korban yang diterima, sepuluh jenazah telah berhasil diidentifikasi dan diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan. Proses identifikasi terhadap korban-korban lainnya masih terus dilakukan oleh tim gabungan.
Peristiwa ambruknya musala di kompleks Ponpes Al Khoziny menjadi tragedi paling memilukan di Jawa Timur tahun ini. Upaya identifikasi dan evakuasi masih terus berlanjut dengan melibatkan Polda Jatim, Basarnas, TNI, dan relawan kemanusiaan.