Pemerintah Guyur Insentif Eksplorasi Panas Bumi Demi Gaet Investor

Ilustrasi pengembangan panas bumi. Foto: Dokumen PGE.

Pemerintah Guyur Insentif Eksplorasi Panas Bumi Demi Gaet Investor

Media Indonesia • 20 September 2023 16:38

Jakarta: Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Nathan Kacaribu menyampaikan pemerintah memberikan sejumlah insentif fiskal untuk kegiatan eksplorasi panas bumi (geotermal) guna menarik investor. Salah satunya dengan pemberian insentif pengurangan pajak bumi dan bangunan (PBB) terutang hingga 100 persen atas tubuh bumi.

Insentif lainnya berupa fasilitas diskon pajak atau tax holiday berupa pengurangan tarif pajak penghasilan (PPh) badan sebesar 100 persen. Insentif ini akan diberikan hingga 20 tahun lamanya.

"Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan sejumlah insentif fiskal untuk menarik investasi swasta dalam proyek-proyek hijau, terutama dalam pengembangan geotermal," kata Febrio dalam acara The 9th Indonesia International Geothermal Convention Exhibition di Jakarta Convention Center (JJC), Jakarta, Rabu, 20 September 2023.

Febrio menyebut Indonesia memiliki potensi panas bumi yang besar, yakni mencapai 23,4 gigawatt (GW), dengan kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga panas bumi sebesar 2,3 GW, berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Baca juga: The 9th IIGCE 2023: Optimalisasi Sumber Daya Panas Bumi
 

Fasilitasi pendanaan eksplorasi panas bumi


Untuk mengoptimalkan potensi itu, pemerintah juga memberikan dukungan fiskal lainnya yakni memfasilitasi pendanaan eksplorasi panas bumi melalui Geothermal Resources Risk Mitigation (GREM) oleh PT Sarana Multi Infratruktur (SMI).

Dilansir laman resmi SMI, fasilitas pembiayaan dari GREM guna menanggulangi kegagalan dalam eksplorasi panas bumi. Pengembang usaha pun tidak sepenuhnya menanggung risiko dan biaya eksplorasi tersebut.

Total komitmen pendanaan GREM adalah sebesar USD651,25 juta yang berasal dari gabungan dana multilateral, serta dana dari Pembiayaan Infrastruktur Sektor Panas Bumi (PISP).

"Dalam pengembangan geothermal masih ada beberapa tantangan saat melakukan eksplorasi, seperti lokasi yang masih cukup tidak konduktif, ancaman kecelakaan, adanya gas beracun. Oleh karenanya, kami berikan dukungan pendanaan risiko eksplorasi panas bumi," ucap Febrio.

(INSI NANTIKA JELITA)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)