Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Foto: Anadolu
Zelensky Bertemu Utusan AS, Rusia Klaim Nego Damai Berjalan Bertahap
Fajar Nugraha • 26 December 2025 21:58
Kyiv: Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan bahwa ia menggelar pembicaraan yang dinilainya sangat baik dengan utusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Steve Witkoff dan Jared Kushner, pada Kamis, 25 Desember 2025. Pertemuan tersebut berfokus pada upaya mengakhiri perang yang disebut Zelensky sebagai agresi brutal Rusia terhadap Ukraina.
Zelensky menyampaikan bahwa pembahasan mencakup sejumlah rincian substantif dalam proses perundingan.
“Kami membahas beberapa detail penting dari pekerjaan yang sedang berjalan. Ada ide-ide baik yang dapat mengarah pada hasil bersama dan perdamaian yang berkelanjutan,” tulisnya melalui media sosial.
Ia juga menyampaikan apresiasi atas pendekatan konstruktif dari delegasi Amerika Serikat. Menurut Zelenskyy, kedua pihak sepakat bahwa negosiator utama Ukraina, Rustem Umerov, akan melanjutkan pembicaraan lanjutan dengan para utusan AS pada hari yang sama.
“Kami benar-benar bekerja tanpa henti untuk mendekatkan akhir perang brutal ini,” ujar Zelensky, dikutip dari France24, Kamis, 25 Desember 2025.
Pernyataan tersebut muncul sehari setelah Zelensky menyebut Ukraina memperoleh sejumlah konsesi terbatas dalam draf rencana perdamaian yang dipimpin Amerika Serikat.
Rencana 20 poin itu telah disepakati oleh perunding AS dan Ukraina, namun masih dalam tahap peninjauan oleh Moskow. Zelensky mengakui ada beberapa poin yang tidak disukainya, tetapi Kyiv berhasil menghapus tuntutan penarikan pasukan Ukraina secara langsung dari wilayah Donetsk serta penetapan wilayah yang diduduki Rusia sebagai bagian dari Rusia.
Di sisi lain, Rusia menyatakan perundingan dengan Amerika Serikat menunjukkan kemajuan meski berjalan lambat. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengatakan terdapat kemajuan yang lambat namun stabil dalam proses negosiasi penyelesaian konflik Ukraina.
Ia menuding sejumlah negara Eropa Barat berupaya menghambat proses tersebut dan mendorong Amerika Serikat untuk menahan langkah-langkah tersebut.
(Keysa Qanita)