Ilustrasi Drone Rusia. (Phnom Penh Post)
Riza Aslam Khaeron • 16 December 2025 08:44
Moskow: Kedutaan Besar Rusia di Thailand membantah laporan media yang menuding warga negara Rusia direkrut sebagai tentara bayaran oleh Kamboja untuk terlibat dalam konflik perbatasan yang sedang berlangsung dengan Thailand.
Melansir Thai PBS World, bantahan itu disampaikan melalui pernyataan Kedubes Rusia yang diunggah di Facebook.
Dalam pernyataannya, Kedubes Rusia menyatakan mengetahui adanya laporan yang beredar di sejumlah media Thailand mengenai dugaan keterlibatan warga Rusia, namun menegaskan klaim tersebut tidak benar dan tidak berdasar.
"Laporan ini kemungkinan besar dibuat-buat dari sumber di luar kawasan," ujar Kedubes Rusia di Thailand, dikutip dari Thai PBS World, Selasa, 16 Desember 2025.
Kedubes Rusia juga menilai tudingan tersebut berpotensi melanggar hak-hak warga Rusia yang saat ini berada di Thailand sebagai turis atau untuk urusan bisnis. Selain itu, klaim semacam ini disebut dapat merusak hubungan persahabatan yang telah lama terjalin antara Rusia dan Thailand.
Menurut Kedubes, posisi Rusia terkait sengketa perbatasan Thailand–Kamboja telah disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri Rusia dan kembali ditegaskan oleh juru bicara kementerian itu dalam pengarahan pada 11 Desember.
"Rusia secara tradisional menjalin hubungan persahabatan dan kerja sama dengan Thailand dan Kamboja," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia.
"Kami mendukung penyelesaian semua perselisihan secara eksklusif melalui cara damai," lanjutnya.
Kedubes menekankan
Rusia tidak mendukung maupun ikut serta dalam konflik tersebut. Kedubes juga menyerukan pemberitaan yang bertanggung jawab agar informasi keliru tidak memperkeruh situasi dan tidak merusak hubungan bilateral.
Isu tentang tentara bayaran asing ini mencuat di tengah meningkatnya kewaspadaan aparat keamanan Thailand.
Melansir
Thai PBS World, sebelumnya otoritas keamanan Thailand dilaporkan siaga menyusul kabar bahwa tentara bayaran asing—yang kewarganegaraannya tidak diketahui namun disebut-sebut berada di bawah bayaran pemerintah Kamboja—masuk ke Thailand untuk melakukan kegiatan spionase terkait ketegangan di perbatasan.
Sejumlah laporan menyebut Thailand digunakan sebagai titik pertemuan, sementara laporan lain menyebut ada pihak yang bepergian menuju Kamboja melalui bandara-bandara Thailand. Isu itu makin viral setelah militer Thailand menyatakan terkejut dengan meningkatnya penggunaan drone canggih oleh militer Kamboja.
Menurut militer Thailand, pengoperasian drone semacam itu memerlukan personel profesional.
Di tingkat daerah, polisi di Provinsi Nakhon Ratchasima meminta warga ikut mewaspadai "warga asing pria" yang mencurigakan, khususnya warga Rusia yang menginap di resor atau hotel. Warga diminta melaporkan temuan tersebut kepada kepolisian.
Provinsi Nakhon Ratchasima menjadi lokasi
Air Wing 1, pangkalan armada F-16 Angkatan Udara Thailand, yang disebut telah melancarkan serangan udara ke pangkalan militer Kamboja dalam beberapa pekan terakhir.
Seorang juru bicara kepolisian kemudian mengonfirmasi permintaan tersebut, seraya menyebut langkah itu merupakan hasil rapat kepolisian.
Selain itu, pengamanan juga disebut diperketat di bandara-bandara internasional di Bangkok untuk memeriksa laporan tentang perjalanan tentara bayaran asing menuju Phnom Penh melalui bandara Thailand.