ilustrasi medcom.id
Rhobi Shani • 2 December 2025 14:44
Kudus: Memasuki musim ekstrem, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, memitigasi potensi bencana tanah longsor. Setidaknya terdapat 16 desa di dua kecamatan yang masuk dalam kategori rawan bencana tersebut.
Kepala BPBD Kudus, Eko Hari Djatmiko, membeberkan dari total 132 desa atau kelurahan di Kudus, terdapat 16 desa di Kecamatan Dawe dan Gebog yang rawan longsor.
"Terdapat 16 desa yang dikategorikan rawan longsor. Berdasarkan pemetaan terbaru, klaster rawan longsor di Kecamatan Dawe dan Gebog," kata Eko Hari Djatmiko, Selasa, 2 Desember 2025.
Desa-desa dengan potensi atau riwayat longsor di Kecamatan Gebog meliputi Rahtawu, Menawan, Jurang, dan Kedungsari. Sementara di Kecamatan Dawe terdapat Desa Japan, Soco, Ternadi, Kuwukan, Puyoh, Colo, Dukuh Waringin, dan Cranggang.
Eko menyebut pihaknya telah mulai melakukan mitigasi dengan memasang alat deteksi dini (Early Warning System) di beberapa desa prioritas. "Khususnya di Desa Menawan dan Rahtawu (Kecamatan Gebog), dan Desa Japan (Kecamatan Dawe)," ungkapnya.
Upaya lain adalah pembentukan Desa Tangguh Bencana (Destana) untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat, relawan lokal, dan sinergi antarinstansi. Ditambah dengan pembersihan saluran air atau drainase di berbagai desa untuk mencegah genangan dan mengurangi potensi erosi.
"Penanganan cepat saat terjadi longsor seperti evakuasi material longsor dari jalan, rumah, dan akses transportasi; perbaikan darurat seperti pembuatan talud darurat; serta penandaan rambu-rambu agar warga berhati-hati," kata Eko.
.jpg)
Ilustrasi Medcom.id
Ia berpesan kepada warga, terutama di daerah rawan, untuk terus mewaspadai kondisi tanah setelah hujan deras. Masyarakat diminta tidak mendirikan bangunan atau melakukan kegiatan berat di sekitar tebing.
"Pastikan saluran air di sekitar rumah dan dusun tetap bersih, terutama saluran pembuangan air hujan. Bersihkan selokan, got, atau saluran air secara rutin agar air bisa mengalir lancar," pesan Eko.
Masyarakat juga diimbau menghindari aktivitas berisiko seperti mendaki lereng, bermain di tepi sungai, atau berkendara di jalan sempit di tebing saat cuaca buruk.