Pengendara sepeda motor mengenakan jas hujan saat melintas di jalur wisata Puncak, Gadog, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/aww./pri.
Silvana Febiari • 9 December 2025 15:23
Kota Bandung: Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Bandung memprakirakan sebagian besar wilayah Jawa Barat (Jabar) berpotensi mengalami hujan lebat sepanjang sepekan ke depan. Peningkatan awan konvektif masih dipicu oleh sejumlah fenomena atmosfer.
“Gelombang atmosfer tipe Rossby masih aktif di wilayah Jawa Barat. Selain itu sirkulasi siklonik di Sumatra bagian selatan memicu belokan angin dan pertemuan angin (konvergensi) di beberapa wilayah Jabar,” kata Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu, dikutip dari Antara, Selasa, 9 Desember 2025.
Teguh menjelaskan bahwa kondisi labilitas atmosfer berada pada kategori labil ringan hingga kuat. Hal ini juga menunjukkan adanya peluang pertumbuhan awan konvektif yang dapat memicu cuaca ekstrem.
"Kelembapan udara juga diperkirakan masih relatif tinggi pada lapisan 850-500 mb, yaitu berkisar antara 50-95 persen, didukung oleh suhu muka laut di perairan selatan Jawa yang relatif hangat,” jelas Teguh.
Berdasarkan hasil analisis model cuaca global hingga lokal dan data observasi, BMKG menyimpulkan adanya potensi hujan lebat. Selain itu, angin kencang juga dapat terjadi dalam durasi singkat di sejumlah wilayah Jabar.

Ilustrasi hujan badai. Foto: Metrotvnews/Khairunnisa Puteri M
Teguh mengatakan pihaknya juga mengeluarkan beberapa rekomendasi kepada masyarakat dan pemerintah daerah (pemda) terkait potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, dan pohon tumbang.
“Kami mengimbau masyarakat tetap waspada dan memperbarui informasi cuaca resmi dari BMKG. Pahami potensi bencana di lingkungan sekitar dan segera lakukan langkah pengurangan risiko,” ungkapnya.
Dalam menghadapi masa peralihan musim kemarau ke musim hujan tahun ini, masyarakat diminta mewaspadai potensi cuaca ekstrem, seperti hujan lebat, angin kencang, dan kilat, yang mungkin terjadi secara tiba-tiba.
“Masyarakat diharapkan mengenali potensi bencana di lingkungannya dan mulai memahami cara mengurangi risiko bencana tersebut, misalnya dengan tidak membuang sampah sembarangan, bergotong royong menjaga kebersihan, dan menata lingkungan sekitarnya,” ujar Teguh.