Ilustrasi, demonstrasi di Kota Manila, Filipina terkait skandal proyek pengendalian banjir. Foto: Anadolu Agency.
Husen Miftahudin • 10 December 2025 09:13
Manila: Bank Pembangunan Asia atau Asian Development bank (ADB) telah menyetujui pinjaman berbasis kebijakan sebesar USD400 juta untuk mendukung upaya Filipina dalam mempermudah investor berbisnis di negara tersebut.
Meskipun merupakan salah satu ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di Asia, Filipina tertinggal dari negara-negara tetangga di kawasan dalam menarik investasi asing langsung karena terhambat oleh birokrasi yang berbelit-belit, biaya listrik yang tinggi, dan infrastruktur yang lemah.
"Sektor swasta merupakan mesin penting pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja. Peran mereka dalam pembangunan ekonomi negara secara keseluruhan tidak dapat dilebih-lebihkan," kata Direktur Negara ADB untuk Filipina Andrew Jeffries seperti dikutip dari Investing.com, Rabu, 10 Desember 2025.
"Kami berkomitmen untuk membantu Filipina menemukan cara-cara inovatif guna menciptakan lingkungan yang kondusif yang akan memacu sektor bisnis yang lebih dinamis - yang akan membantu mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat," jelas dia menambahkan.
Dalam laporan perdana Business Ready 2024 dari Bank Dunia yang menilai 50 negara, Filipina berada di peringkat ke-16 dalam hal kerangka peraturan, ke-24 dalam layanan publik, dan ke-36 dalam efisiensi operasional. Peringkat tersebut tertinggal dari sebagian besar negara-negara tetangga di kawasan.
| Baca juga: Otoritas Filipina Tangkap 7 Koruptor Proyek Pengendalian Banjir |
.jpg)