Menlu Rusia Sergey Lavrov. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 7 July 2025 15:04
Rio de Janeiro: Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan bahwa kelompok BRICS berupaya membangun arsitektur ekonomi global yang lebih stabil dan adil di tengah runtuhnya kepercayaan terhadap model ekonomi lama yang berbasis pada dominasi Barat dan sistem keuangan diskriminatif.
Pernyataan tersebut disampaikan Lavrov dalam KTT ke-17 BRICS di Rio de Janeiro, Brasil, pada Minggu, 6 Juli 2025.
“BRICS kini menjadi motor transformasi untuk membangun kerangka ekonomi dunia yang lebih stabil berdasarkan prinsip universalitas, transparansi, non-diskriminasi, serta akses yang setara terhadap instrumen dan peluang global,” ujar Lavrov, seperti dikutip Anadolu Agency, Senin, 7 Juli 2025.
Lavrov menegaskan bahwa dunia kini berada dalam fase multipolaritas, bukan sebagai pilihan, melainkan realitas objektif yang menggantikan model neoliberalisme lama yang menurutnya sarat dengan praktik neokolonial.
Ia mengkritik penggunaan lembaga-lembaga keuangan internasional seperti IMF dan Bank Dunia yang menurutnya masih digunakan untuk mempertahankan pola dominasi lama.
“Penggunaan IMF dan Bank Dunia untuk melanggengkan praktik neokolonial tidak bisa diterima lagi,” katanya.
Lavrov juga mengungkapkan bahwa kepercayaan terhadap dolar AS sebagai alat pembayaran global telah menurun tajam. Ia mencatat bahwa banyak negara berkembang kini mengalokasikan dana lebih besar untuk pembayaran utang dibandingkan investasi untuk pembangunan.
Lavrov menyebut BRICS saat ini mencakup lebih dari 40 persen Produk Domestik Bruto (PDB) global berdasarkan paritas daya beli. Jika digabung dengan negara mitra, kontribusinya meningkat menjadi 45 persen, atau sekitar USD93 triliun.
Kelompok ini juga mewakili lebih dari 20 persen perdagangan global dan hampir setengah populasi dunia, menjadikannya aktor utama dalam perubahan lanskap ekonomi global.
Di sisi lain, Lavrov menyoroti situasi fiskal di negara-negara maju, khususnya Amerika Serikat, yang mencatatkan utang kedaulatan mencapai USD 37 triliun dan terus meningkat.
“Situasi ini sudah tidak terkendali bahkan di negara maju,” kata Lavrov.
Lavrov juga mencatat meningkatnya pengaruh organisasi regional seperti Uni Afrika, CELAC (Komunitas Negara Amerika Latin dan Karibia), ASEAN, SCO, dan Uni Ekonomi Eurasia (EAEU), yang menunjukkan upaya nyata membangun tatanan dunia baru berdasarkan multilateralitas dan kesetaraan.
Menurutnya, kerja sama BRICS yang diperluas bersama mitra-mitranya menjadi alat penting untuk mempercepat transformasi global yang lebih berimbang dan inklusif. (Muhammad Reyhansyah)
Baca juga: KTT BRICS Hasilkan Deklarasi Rio, Dorong Tata Kelola Global yang Lebih Inklusif