Komisi X Ingatkan Prinsip Transparansi dan Dialog dalam Perubahan Fateta IPB Jadi Sekolah Teknik

Ketua Komisi X DPR Hetifah Sjaifudian. Foto: Istimewa.

Komisi X Ingatkan Prinsip Transparansi dan Dialog dalam Perubahan Fateta IPB Jadi Sekolah Teknik

Anggi Tondi Martaon • 13 June 2025 09:39

Jakarta: Ketua Komisi X DPR Hetifah Sjaifudian angkat bicara terkait derasnya kritik atas pembentukan Sekolah Teknik IPB. Sekolah teknik diklaim dekanat sebagai transformasi Fakultas Teknologi Pangan (Fateta) IPB.

Terkait rencana perubahan ini, Hetifah berpandangan Komisi X DPR menekankan pentingnya prinsip good university governance yang mengedepankan transparansi, partisipasi, dan dialog dalam pengambilan keputusan strategis di perguruan tinggi.

“Kita perlu melihat lebih jauh, bahwa rencana kebijakan perubahan ini harus ditempatkan dalam kerangka besar pembangunan nasional, termasuk visi besar Asta Cita dalam memperkuat kedaulatan pangan dan membangun sektor pertanian modern berbasis ristek,” kata Hetifah melalui keterangan tertulis, Jumat, 13 Juni 2025.

Menurut Hetifah, Fateta IPB memiliki posisi strategis sebagai garda depan dalam pengembangan teknologi pertanian dan agroindustri. Meskipun muncul kekhawatiran, terutama dari alumni Fateta terhadap hilangnya identitas keilmuan dengan melebur ke dalam struktur umum engineering

“Terkait kebijakan perubahan nomenklatur atau reposisi akademik (Fateta menjadi School of Engineering ini) menurut saya, tetap harus didasarkan pada kajian ilmiah yang kuat, relevansi masa depan, dan tetap menghormati nilai historis serta karakter keilmuan yang telah lama melekat,” beber Politikus Partai Golkar ini
 

Baca juga: FATETA IPB Diingatkan Perannya Vital dalam Isu Pangan hingga Energi

Hetifah menyampaikan aspirasi para alumni dan tokoh Fateta sejalan dengan semangat Asta Cita yang menekankan kesinambungan, penguatan kapasitas nasional, serta penghargaan terhadap tradisi keilmuan sebagai bagian dari kemandirian bangsa.

“Oleh karena itu, kebijakan ini seharusnya tidak dijalankan secara terburu-buru,” tegas Hetifah. 

Atas dasar itu, legislator dapil Kalimantan Timur ini menyerukan kepada pihak kampus, rektorat maupun dekanat, untuk membuka ruang dialog yang inklusif, demokratis, dan berorientasi pada solusi bersama.

“Sehingga teknologi pertanian di Fateta IPB makin berperan dalam mewujudkan pembangunan nasional namun tetap tidak menghilangkan identitas keilmuan meskipun berubah ke dalam struktur umum engineering,” pungkas Hetifah.

Sebelumnya, Himpunan Alumni Fakultas Teknologi Pertanian IPB University (Fateta IPB) menyatakan bahwa Fateta menjawab tantangan pembangunan sektor pertanian sebagaimana tertuang dalam visi Asta Cita Presiden terpilih Prabowo Subianto. 

Ketua Umum Himpunan Alumni Fateta IPB (HAF), Luhur Budijarso, menegaskan bahwa Fateta dan para alumninya berada di garis depan dalam mendorong sinergi antara riset, inovasi teknologi, dan kebutuhan nyata di lapangan. Pernyataan ini menyikapi betapa pentingnya Fateta dibanding berubah menjadi sekolah teknik. 

“Saat ini kita menghadapi tantangan yang luar biasa besar dan pemerintah, Pak Prabowo melalui Asta Cita menekankan betapa pertanian ini menjadi garda terdepan,” ujar Luhur.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Anggi Tondi)