Ekspor Singapura Anjlok 4,6% pada Juli 2025

Singapura: Ekspor domestik nonmigas Singapura turun 4,6 persen pada Juli dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya. Ekspor Singapura lebih rendah dari perkiraan analis karena farmasi memimpin penurunan pengiriman nonelektronik.

Dikutip dari Investing.com, Senin, 18 Agustus 2025, ekspor domestik nonmigas ke AS, Tiongkok, dan Indonesia menurun pada bulan Juli, tetapi meningkat ke Uni Eropa, Taiwan, Korea Selatan, dan Hong Kong.

Setelah kinerja ekonomi yang lebih baik dari perkiraan pada paruh pertama tahun 2025, pemerintah pekan lalu menaikkan proyeksi pertumbuhan setahun penuh untuk 2025 menjadi 1,5 persen hingga 2,5 persen dari 0,0 persen hingga 2,0 persen, setelah memangkas proyeksi tersebut awal tahun ini setelah pengumuman tarif AS.

Meskipun memiliki perjanjian perdagangan bebas dan mengalami defisit perdagangan dengan AS, pusat keuangan yang kaya ini masih dikenai tarif 10 persen oleh Washington.
 

Baca juga:  Indonesia Bidik Ekspor Alas Kaki Rp592 Triliun ke Eropa dengan IEU-CEPA

(Ilustrasi. Foto: Freepik)

Pertumbuhan ekonomi terancam

Pihak berwenang telah memperingatkan pertumbuhan kemungkinan akan melambat pada paruh kedua 2025 karena peningkatan ekspor dan produksi untuk mengatasi tarif AS mulai berkurang.

Pekan lalu, Enterprise Singapore mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekspor non-migasnya pada kisaran satu hingga tiga persen tahun ini, dengan mengatakan mereka memperkirakan akan terjadi pelemahan di paruh kedua tahun ini setelah awal 2025 yang lebih kuat dari perkiraan.

Pada Minggu, Perdana Menteri Lawrence Wong mengatakan dalam pidato kampanye hari nasionalnya ia tidak merasa nyaman dengan tarif dasar 10 persen yang diberlakukan AS terhadap barang-barang Singapura.

"Karena tidak ada yang tahu apakah AS akan menaikkan tarif dasar. Atau menetapkan tarif yang lebih tinggi pada industri tertentu," ujar Wong.