Ilustrasi jantung. Foto: Mayo Clinic
Jakarta: Seorang ahli jantung transplantasi asal Memphis, Dmitry Yaranov, menjelaskan banyak kebiasaan yang tampak sepele ternyata membawa dampak besar bagi jantung dalam jangka panjang. Ia menyampaikan pemaparannya lewat video yang diunggah di Instagram.
"Dalam praktik saya, saya sering melihat efek jangka panjang dari kebiasaan yang kelihatannya tidak berbahaya. Tapi seiring waktu, semua itu menggerogoti jantung, energi, dan daya tahan tubuh," ujar Dmitry Yaranov.
Kurang tidur
Salah satu kebiasaan paling umum adalah kurang tidur. Banyak orang menganggap tidur sebagai kemewahan di tengah kesibukan, padahal tidur adalah kebutuhan mendasar bagi tubuh dan pikiran. "Kurang istirahat berarti tekanan darah lebih tinggi, kenaikan berat badan, dan kelelahan yang tak bisa hilang," kata Yaranov.
Sebuah penelitian dari
American Heart Association menunjukkan bahwa remaja yang tidak mendapatkan waktu tidur cukup berisiko lebih tinggi mengalami tekanan darah tinggi, yang dapat memicu
serangan jantung, stroke, hingga kematian dini.
Terlalu lama duduk
Kebiasaan duduk terlalu lama juga menjadi musuh besar bagi jantung. "Entah di meja kerja, di sofa, atau di mobil, terlalu lama diam bisa merusak punggung, sistem pencernaan, dan jantung," tegas Yaranov.
Sebuah studi pada 2024 menemukan semakin banyak waktu yang dihabiskan untuk duduk atau berbaring di siang hari, semakin tinggi risiko penyakit kardiovaskular dan kematian. Bahkan, pada orang yang rutin berolahraga.
Ilustrasi. Pexel/Andrea Piacquadio
Stres
Faktor lain yang sering diabaikan adalah stres kronis. Banyak orang menutupi rasa stres dengan berpura-pura baik-baik saja, padahal tubuh selalu berkata jujur.
"Stres yang terus-menerus bisa muncul sebagai rasa sesak di dada, gangguan pencernaan, sulit tidur, atau serangan panik tanpa sebab jelas," kata Dr Yaranov.
Penelitian pada 2022 menunjukkan bahwa stres berat yang berlangsung lama meningkatkan risiko penyakit jantung.
Ketergantungan makanan cepat saji
Selain itu, gaya hidup serba cepat dan bergantung pada kafein atau makanan cepat saji juga membebani jantung.
"Melewatkan sarapan, makan siang di
drive thru, dan makan malam penuh gula, itu membuat kadar gula darah naik turun seperti
roller coaster, dan tubuh harus menanggung akibatnya," ujar Yaranov.
Selalu bilang 'iya' padahal seharusnya 'tidak'
Tak kalah penting, kebiasaan selalu memprioritaskan orang lain juga bisa menjadi beban tersembunyi bagi
jantung. "Kamu tidak bisa menuang dari cangkir yang kosong," ucap Yaranov.
Menurutnya, terlalu sering mengatakan ‘ya’ ketika seharusnya berkata ‘tidak’ merupakan tanda bahaya yang kerap diabaikan. "Kapan terakhir kali kamu benar-benar memeriksa keadaan dirimu sendiri?" tanya Yaranov.
Pesan akhirnya sederhana namun tegas, mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. "Percayalah, pencegahan jauh lebih menarik daripada pengobatan. Tak ada yang menyenangkan dari obat-obatan, prosedur medis, atau kelelahan di usia 30-an. Jaga diri sekarang, selagi kamu masih punya pilihan," kata Yaranov.