Ilustrasi jantung. Foto: Mayo Clinic
Jakarta: Kesehatan jantung dapat dijaga dengan langkah-langkah sederhana yang konsisten dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari memperbaiki pola makan, rajin bergerak, hingga mengendalikan stres.
Hal ini disampaikan Nutrition Education and Training Lead Asia Pasifik, Dr Vipada Sae-Lao, dalam momentum Hari Jantung Sedunia. Menurut dia, jantung adalah organ vital yang bekerja tanpa henti sepanjang hidup manusia.
Meski ukurannya relatif kecil, perannya sangat besar karena menjadi pusat peredaran darah ke seluruh tubuh.
“Memahami cara kerja jantung merupakan langkah awal untuk menjaga kesehatan kardiovaskular,” ujar Vipada, dalam keterangannya, Minggu, 28 September 2025.
Jantung Penyebab Kematian Tertinggi
Data menunjukkan penyakit jantung masih menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Kasusnya tidak hanya menimpa kelompok lansia, melainkan generasi muda yang masih berada di usia produktif.
Perubahan gaya hidup, pola makan yang kurang seimbang, serta tekanan psikologis menjadi faktor utama yang memperparah kondisi tersebut.
Pencegahan Penyakit Jantung
Vipada menekankan ada lima kebiasaan penting yang bisa dijadikan pegangan untuk menurunkan risiko penyakit jantung. Pertama, menjaga pola makan dengan memperbanyak asupan sayuran, buah, biji-bijian, dan lemak sehat, sekaligus mengurangi konsumsi gula maupun garam.
Kedua, membiasakan diri aktif bergerak sedikitnya setengah jam setiap hari, baik melalui olahraga ringan seperti berjalan kaki maupun aktivitas fisik lain yang menyenangkan.
Langkah ketiga, meninggalkan rokok dan membatasi alkohol karena keduanya terbukti meningkatkan risiko penyakit jantung. Keempat, mengelola stres dengan cara-cara sederhana seperti meditasi, yoga, atau latihan pernapasan.
Kelima, rutin memantau kondisi tubuh, termasuk tekanan darah, kadar gula, serta kolesterol. Teknologi kesehatan seperti jam pintar dan aplikasi kebugaran kini bisa membantu masyarakat melakukan pemantauan dengan lebih mudah.
“Di tengah kesibukan sehari-hari, upaya kecil yang dilakukan secara konsisten bisa memberikan dampak besar bagi kesehatan jantung,” tutur Vipada.
Dia mengingatkan penyakit jantung biasanya berkembang secara perlahan akibat kebiasaan buruk yang dibiarkan bertahun-tahun. Oleh karena itu, deteksi dini dan pemeriksaan rutin menjadi sangat penting.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, setiap tahun sekitar 17,9 juta orang meninggal akibat penyakit kardiovaskular. Di Indonesia, prevalensi kasus jantung terus meningkat seiring gaya hidup masyarakat yang semakin sedentari.
Sedentari artinya berkaitan dengan perilaku kurang gerak atau tidak aktif, ditandai dengan lebih banyak waktu untuk duduk, berbaring, atau aktivitas lain dengan pengeluaran energi yang sangat rendah (kurang dari 1,5 METs), di luar waktu tidur.
Peringatan Hari Jantung Sedunia tahun ini pun diharapkan dapat mendorong kesadaran publik untuk lebih menjaga diri.
“Perubahan besar dimulai dari langkah kecil. Mulailah dari memilih makanan yang lebih sehat, bergerak lebih banyak, dan memberi ruang bagi tubuh untuk beristirahat dari stres. Semua itu merupakan investasi berharga untuk masa depan jantung kita,” ujar Vipada.