Tim SAR berupaya evakuasi santri di balik reruntuhan beton musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo. (Basarnas Surabaya)
Whisnu Mardiansyah • 2 October 2025 12:56
Sidoarjo: Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menyatakan keluarga santri menyetujui penggunaan alat berat untuk proses evakuasi di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo. Keputusan ini diambil setelah komunikasi intensif dengan keluarga korban dan tim Basarnas.
Pratikno menjelaskan bahwa proses komunikasi dengan keluarga santri dilakukan setiap hari untuk memantau perkembangan terbaru. Dialog terakhir dipimpin oleh Kepala BNPB untuk memastikan kesepakatan semua pihak.
"Tadi barusan kita dipimpin oleh Pak Kepala BNPB berdialog lagi karena setiap hari terus dilakukan komunikasi dengan keluarga para santri," kata Pratikno di Sidoarjo, Kamis, 2 Oktober 2025.
Pemerintah melalui Basarnas telah menjelaskan kondisi terbaru kepada keluarga korban. Tim menyampaikan tidak lagi ditemukan tanda-tanda kehidupan di dalam reruntuhan musala.
"Tidak lagi ada tanda-tanda ditemukan kehidupan itu sudah dijelaskan kepada keluarga dan oleh karena itu keluarga juga setuju untuk penggunaan alat berat," ujar Pratikno.
Proses evakuasi dengan alat berat akan dilakukan dengan sangat hati-hati. Tim Basarnas dan BNPB akan menggunakan peralatan maksimal yang dimiliki untuk memastikan keselamatan proses. Pratikno meminta dukungan dan doa dari seluruh masyarakat Indonesia. Ia berharap para korban masih dapat ditemukan dalam kondisi selamat meski situasi semakin sulit.
"Penggunaan alat berat pun akan digunakan dengan sangat-sangat hati-hati jadi mohon doanya, semoga para korban masih ditemukan selamat," kata Pratikno.
Pemerintah juga berdoa agar keluarga korban diberi ketabahan dan kesabaran menghadapi musibah ini. Pratikno mengakui musibah ambruknya musala ponpes sebagai peristiwa yang sangat memprihatinkan,
Musala Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, ambruk pada Senin, 29 September 2025 sekitar pukul 15.00 WIB. Kejadian terjadi saat puluhan santri sedang melaksanakan salat Ashar berjemaah di dalam bangunan.
Bangunan musala berlantai empat tersebut runtuh hingga ke lantai dasar. Reruntuhan beton menimpa puluhan santri yang sedang beribadah di dalam musala. Hingga Kamis, 2 Oktober 2025, proses evakuasi masih terus berlangsung. Tim gabungan Basarnas, BNPB, TNI, Polri, dan relawan bekerja tanpa henti mengevakuasi korban.