Jenazah Sandera Israel diserahkan oleh Komite Palang Merah Internasional. Foto: Anadolu
Fajar Nugraha • 14 November 2025 15:49
Gaza: Pemerintah Israel menyatakan telah menerima jenazah salah satu dari empat sandera terakhir yang masih ditahan di Gaza. Jenazah tersebut diserahkan oleh Komite Palang Merah Internasional pada Kamis, 13 November 2025, sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
Peti jenazah diserahkan di wilayah Gaza kepada pihak militer Israel dan badan keamanan Shin Bet.
Otoritas Israel kemudian mengonfirmasi bahwa jenazah itu adalah warga israel, Meny Godard (73), yang tewas pada 7 Oktober 2023, saat serangan pertama yang dipimpin Hamas. Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyebut bahwa proses identifikasi sudah selesai.
“Keluarga telah diberi tahu bahwa orang yang mereka cintai telah kembali ke Israel dan identifikasinya telah dipastikan,” demikian pernyataan resmi kantor perdana menteri, dikutip dari media France 24, Jumat, 14 November 2025.
Sebelumnya, sayap bersenjata Hamas dan Jihad Islam Palestina menyatakan bahwa mereka akan menyerahkan jenazah tersebut sesuai kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi Amerika Serikat.
Hamas menyebut jenazah Godard ditemukan di Khan Younis, wilayah selatan Gaza. Penyerahan ini dilakukan sebagai bagian dari rangkaian pertukaran yang berlangsung sejak awal masa gencatan senjata.
Pada awal gencatan senjata yang dimulai pada 10 Oktober, Hamas masih menahan 20 sandera hidup dan 28 jenazah sandera. Sejak itu, kelompok tersebut telah membebaskan seluruh sandera yang masih hidup dan telah menyerahkan 24 jenazah sebelum penyerahan terbaru pada Kamis, 13 November 2025. Semua ini dilakukan sesuai syarat yang tercantum dalam perjanjian gencatan senjata.
Sebagai imbalan, Israel membebaskan hampir 2.000 tahanan Palestina dan memulangkan ratusan jenazah warga Palestina yang telah meninggal. Meski demikian, Israel menuduh Hamas memperlambat proses pengembalian jenazah sandera, sedangkan Hamas menyatakan penyebab keterlambatan adalah banyaknya jenazah yang tertimbun puing akibat perang berkepanjangan di Gaza selama dua tahun terakhir.
(Keysa Qanita)