Tanggulangi Banjir Rob, Giant Sea Wall Dianggap Mendesak

Warga terdampak banjir rob/Metro TV/Yurike

Tanggulangi Banjir Rob, Giant Sea Wall Dianggap Mendesak

Kautsar Widya Prabowo • 12 February 2025 16:06

Jakarta: Gubernur terpilih DKI Jakarta Pramono Anung diminta tidak menyepelekan banjir rob, setelah menjabat. Dia disarankan membangun giant sea wall (GSW) atau tembok besar di wilayah pesisir.

“Saat ini kita dengar banjir rob tak hanya di pesisir Banten dan Jakarta. Pesisir Jawa Tengah mulai sering terdengar. Khususnya Semarang, atau Indramayu juga,” kata pengamat ekonomi politik Mohammad Zulfikar Dachlan melalui keterangan tertulis, Rabu, 12 Februari 2025.

Zulfikar mengatakan pembangunan tembok besar di wilayah pesisir sudah disorot oleh Presiden Prabowo Subianto. Pramono disarankan berkoordinasi dengan pemerintah daerah sekitaran Jakarta untuk mengoordinasikan pembangunan.

“Ingat, Jakarta menghadapi dua masalah besar. Penurunan ketinggian tanah dan banjir rob. Kalau dibiarkan, lama-lama Jakarta bisa tenggelam,” ucap Zulfikar.
 

Baca: 8 Wilayah Berpotensi Banjir Rob Hari Ini

Pemda DKI Jakarta bisa mengajak investor jika mau membangun tembok besar di sekitaran pesisir laut. Atau, kata Zulfikar, bisa mencari dana dengan pinjaman berbunga.

“Kalau pinjaman digunakan untuk kepentingan rakyat, saya kira enggak masalah. Yang penting proses pembangunannya transparan, dan minim kebocoran,” ujar Zulfikar.

Menurut dia, pembangunan GSW tidak akan merugikan masyarakat. Justru, lanjutnya, bakal meningkatkan perekonomian nasional karena bisa mengantisipasi banjir rob yang bisa mematikan mata pencarian warga.

Wakil Ketua DPRD Jakarta dari Fraksi NasDem Wibi Andrino menyambut baik pembangunan tembok pesisir jika mau dilakukan oleh gubernur, nanti. Saat ini, Pramono sudah merencanakan pembangunan tembok mangrove.

Menurut Wibi, tembok mangrove juga penting untuk menyegah banjir laut naik ke daratan. Itu, juga penting untuk menyegah abrasi terjadi.

“Untuk sesuatu yang baik, tentu kita dukung. Dari perspektif kami di DPRD Jakarta, rencana ini umumnya dinilai berdasarkan dampaknya terhadap lingkungan, efektivitas biaya, dan manfaat jangka panjang bagi masyarakat,” ucap Wibi.

Saat aksi tanam mangrove di kawasan Hutan Lindung Angke Kapuk, Jakarta Utara, Rabu, 5 Februarai 2025, Gubernur Jakarta terpilih, Pramono Anung mengungkap janji akan membangun Giant Mangrove Wall di pesisir Jakarta.

Konsepnya, tak beda dengan Giant Sea Wall hanya beda wahana saja. Jika GSW menggunakan bangunan kokok, sedangkan Giant Mangrove Wall berupa penanaman mangrove sebagai penghalang banjir rob serta abrasi.

“Saya serius untuk mengembangkan Giant Sea Wall, tetapi di atasnya ada mangrove. Maka saya menyebutnya menjadi Giant Mangrove Wall,” ujar Mas Pram, sapaan akrab Pramono di Jakarta Utara, Rabu, 5 Februari 2025.

Pramono menjelaskan, pemerintah pusat bersama Pemprov Jakarta bakal berkolaborasi dalam membangun GSW seluas 11,2 kilometer. Nantinya, tanggul laut raksasa itu akan dikembangkan menjadi Giant Mangrove Wall.

Dalam 30 tahun terakhir, kata Pramono, lebih dari 50 persen hutan mangrove menghilang, termasuk di Jakarta. Upaya penanaman mangrove ini menjadi penting terus dilakukan secara rutin, agar memberi dampak positif bagi Jakarta. 

“Mau tidak mau, suka tidak suka, kita yang membutuhkan mangrove,” kata Pramono.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(M Sholahadhin Azhar)