Ilustrasi. Foto: Dok Metrotvnews.com
Eko Nordiansyah • 28 May 2025 19:23
Jakarta: Industri pariwisata di Jakarta tidak sedang baik-baik saja. Berdasarkan data Badan Pimpinan Daerah Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Daerah Khusus Jakarta (BPD PHRI DKI Jakarta), sebanyak 96,7 persen hotel melaporkan terjadinya penurunan tingkat hunian sepanjang kuartal I-2025.
Sekitar 70 persen pelaku usaha hotel dan restoran di Jakarta berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) jika tetap tidak ada intervensi kebijakan yang mendukung. Di sisi lain Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang sedang menyusun Rancangan Peraturan Daerah mengenai Kawasan Tanpa Rokok (Ranperda KTR) juga berencana mendorong pemberlakuan 100 persen steril rokok di tempat hiburan malam (THM).
"Menanggapi pandangan dan pertanyaan dari Fraksi Partai Gerindra, eksekutif sepakat tempat karaoke, kelab malam, kafe live music masuk ke dalam definisi tempat hiburan dalam tatanan tempat umum di dalam Ranperda Kawasan Tanpa Rokok," kata Gubernur Jakarta, Pramono Anung, di Ruang Rapat Paripurna DPRD DKI Jakarta.
Menanggapi itu, Ketua DPD Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jakarta Sutrisno Iwantono berharap pemerintah mengkaji ulang peraturan tersebut mengingat dampaknya terhadap kondisi industri dan market segmen jasa dan pariwisata yang semakin anjlok.
"Pertama dari sisi pasar, tolong bantu masyarakat untuk datang ke Jakarta. Kedua, tentu jangan banyak aturan-aturan yang semakin membebani, yang menimbulkan beban biaya yang pada akhirnya membuat hotel tidak bisa bertahan," ujar Sutrisno kepada wartawan, Rabu, 28 Mei 2025.
"Nantinya malah banyak berguguran, nanti malah pemerintah juga yang kesulitan karena banyak kehilangan pemasukan dari pajak hotel, meningkatnya angka pengangguran akibat PHK dan sebagainya," tambah dia.
Untuk diketahui, langkah efisiensi pun sudah mulai dilakukan oleh pelaku usaha. Dari survei PHRI, pemangkasan tenaga kerja terutama menyasar pekerja kontrak dan harian lepas dan beberapa hotel bahkan menghentikan sementara seluruh proses rekrutmen.
Baca juga:
Nasib Miris Industri Perhotelan: Mati-matian Berjuang Sendiri |