Menkeu Purbaya Sebut Ekonomi RI Masih Resilien di Tengah Tekanan Global

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa. (tangkapan layar TV Parlemen)

Menkeu Purbaya Sebut Ekonomi RI Masih Resilien di Tengah Tekanan Global

Eko Nordiansyah • 10 September 2025 12:33

Jakarta: Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, ekonomi Indonesia masih resilien di tengah tekanan global yang menantang. Ia menyebut, ketidakpastian global salah satunya dipengaruhi oleh kebijakan tarif oleh Presiden AS Donald Trump.

"Indonesia dari sisi perekonomian domestik juga menunjukan adanya resiliensi terhadap tekanan  ketidakpastian global meskipun demikian kewaspadaan tetap diperlukan untuk mengantisipasi dampak lanjutan dari dinamika eksternal," kata dia dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR, Rabu, 10 September 2025.

Ketahanan ekonomi domestik, lanjut Purbaya, dapat dilihat dari pertumbuhan 5,12 persen pada kuartal II-2025. Ia meyakini pertumbuhan ekonomi tahun depan akan lebih tinggi sejalan dengan proyeksi IMF untuk pertumbuhan ekonomi global tiga persen di 2025, dan 3,1 persen di 2026.

"Sejalan dengan perkembangan global yang mulai memberikan sinyal pemulihan, pertumbuhan ekonomi indonesia tetap resilien terefleksi pada ekonomi kuartal II-2025," ungkap dia.
 

Baca juga: 

Rapat Perdana dengan DPR, Menkeu Purbaya: Waktu Ketua LPS Agak Koboi, Sekarang Enggak Boleh



(Ilustrasi. Foto: Dok MI)

Pertumbuhan ekonomi didorong lebih tinggi

Pada kuartal II-2025, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditopang masih kuatnya konsumsi rumah tangga, meningkatnya investasi dan terjaganya kinerja ekspor impor. Selain itu, sejumlah sektor tetap tumbuh sehingga berkontribusi positif bagi perekonomian.

"Di sisi lain sektor kontributor utama bagi perekonomian yaitu manufaktur tumbuh kuat didukung hasil dari hilirisasi yang memberikan nilai tambah lebih besar di samping permintaan domestik yang masih tinggi," ujar Purbaya.

Purbaya optimistis pertumbuhan ekonomi yang resilien ini dapat menjadi modal agar ke depan dapat tumbuh lebih tinggi. Bahkan ia meyakini, pertumbuhan ekonomi ini akan menjadi pijakan mencapai target ekonomi delapan persen di jangka menengah.

"Pada 2026 pertumbuhan ekonomi ditargetkan dapat mencapai 5,4 persen dengan konsumsi rumah tangga yang masih menjadi kontributor utama diperkirakan tumbuh 5,2 persen," kata dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)