Tata Kelola Lingkungan Buruk Picu Banjir Bandang di Bali

Kondisi pascabanjir di Kabupaten Jembrana, Bali. Metro TV

Tata Kelola Lingkungan Buruk Picu Banjir Bandang di Bali

Achmad Zulfikar Fazli • 11 September 2025 15:03

Denpasar: Banjir terjadi di beberapa wilayah Pulau Bali dalam beberapa hari terakhir. Anggota DPR dari Dapil Bali, I Nengah Senantara, menyoroti pembangunan yang sangat masif dan tata kelola lingkungan yang belum memadai.

"Pembangunan yang masif di banyak titik, perubahan alih fungsi di banyak tempat. Yang terbaru coba perhatikan Jalan Raya Padang Galak atau Ngurah Rai, Jalan Hangtuah, itu semua areanya jalur hijau, sekarang kenapa jadi beton semua," ungkap Nengah, dalam keterangannya, Kamis, 11 September 2025.

Banjir melanda titik-titik di empat wilayah kota/kabupaten pada Provinsi Bali, di antaranya Kabupaten Jembrana, Gianyar, Tabanan, Klungkung, dan Denpasar. Banjir terjadi pada Selasa, 9 September 2025, malam, setelah hujan lebat mengguyur.
 

Baca Juga: 

Update Banjir Bandang Bali, 14 Orang Meninggal 2 Hilang


Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dampak dari banjir menyebabkan dua korban jiwa dan ratusan korban terdampak, di antaranya harus mengungsi. BNPB masih terus mendata korban banjir di Bali.

Legislator Partai NasDem itu juga berpendapat tata kelola lingkungan yang buruk turut andil dalam bencana banjir di Bali. 

"Tata kelola lingkungan yang belum memadai. Kesannya masih menunggu masalah, baru penanganan. Tidak ada upaya preventif, termasuk juga sampah yang belum terkelola dengan baik," ujar Nengah. 

Dia tidak memungkiri banjir timbul karena terjadi cuaca ekstrem. Beberapa hari terakhir, hujan deras mengguyur Pulau Bali.

"Memang curah hujannya yang sangat tinggi, dua hari hujan sangat lebat dengan petir yang menggelegar," ujar Nengah.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Achmad Zulfikar Fazli)