Counselors’ Fair 2025 yang digelar BPK Penabur Jakarta di SMPK 2 Penabur, Gambir, Jakarta Pusat.
Jakarta: Penguatan kompetensi guru bimbingan konseling (BK) dinilai penting untuk menjawab dinamika perkembangan peserta didik. Sebab Guru BK punya peranan dalam mendukung perkembangan siswa di sekolah sepetrti dari segi akademik, pribadi, sosial, maupun rencana karir untuk masa depan.
Widyaiswara Kemendikdasmen Provinsi Banten, Eny Usmawati, memaparkan tujuh kompetensi utama yang wajib dimiliki guru BK, yakni menemukan potensi siswa, mengelola emosi, menumbuhkan resiliensi, menjaga konsistensi, menjalin koneksi, membangun kolaborasi, dan menata situasi.
Menurut Eny, penguatan tujuh kompetensi tersebut diperlukan agar guru BK mampu mendampingi siswa secara utuh meliputi aspek akademik, pribadi, sosial, hingga perencanaan karir.
"Guru BK Hebat menjadi bagian penting dari program Kemendikdasmen," kata Eny dalam Counselors’ Fair 2025 yang digelar BPK Penabur Jakarta di SMPK 2 Penabur, Gambir, Jakarta Pusat.
Kepala Seksi BK dan Psikoedukatif BPK Penabur Jakarta, Christian Imas, menyebut Kegiatan dua tahunan tersebut melibatkan 151 guru BK dari berbagai jenjang pendidikan dan mengusung tema “Reaching, Caring, Sharing 5 (ReCaS 5)” dengan subtema “Berani Berubah: Guru BK Hebat untuk Generasi Best.
Kegiatan menjadi ruang strategis untuk mendorong guru BK memahami kembali peran penting mereka sebagai pendamping utama dalam pembentukan karakter generasi Be Tough, Excel Worldwide, Share with Society, dan Trust in God (Best).
“Counselors’ Fair bertujuan memperkuat pemahaman guru BK mengenai tugas mereka dalam mendampingi siswa mengembangkan karakter Best,” kata Christian.
Pendeta Agus Gunawan turut hadir sebagai pembicara. Ia menekankan perlunya kesiapan guru BK menghadapi generasi digital natives yang tumbuh dengan akses luas terhadap teknologi.
“Guru BK perlu mempersiapkan diri agar tetap mampu menanamkan nilai-nilai iman kristiani di tengah perubahan pola interaksi siswa,” ujar Christian menyampaikan pesan Agus.
Sebagai bagian dari peningkatan kapasitas, peserta juga mengikuti enam kelas Kapita Selekta yang membahas isu terkini seperti deep learning dalam layanan BK, keamanan siswa dari kejahatan seksual di game online, pendampingan siswa yang menggunakan AI sebagai teman digital, hingga penguatan resiliensi mental generasi muda.
Salah satu peserta, Prananingrum Chrismawarni, guru BK SDK Penabur Bekasi Agus Salim, mengaku mendapatkan banyak insight baru, terutama terkait tren siswa yang mulai menjadikan karakter AI sebagai tempat bercerita (AI companion).
“Topik tentang Students and Their AI Companions sangat relevan. Guru BK harus hadir sebagai support system yang lebih humanis, bukan sekadar pemberi solusi,” ujar Prananingrum.
Ia menegaskan komitmennya memperkuat peran konselor sebagai pendamping yang memahami dinamika psikologis siswa di tengah perubahan teknologi.