Menperin: Ekspor Ilegal Turunan CPO Rugikan Negara, Hilangkan Nilai Tambah

Jakarta: Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyoroti praktik ekspor ilegal produk turunan minyak kelapa sawit (CPO). Praktik tersebut tidak hanya mengurangi penerimaan negara, tetapi juga menyebabkan hilangnya potensi nilai tambah industri dalam negeri.

“Barang yang seharusnya bisa diolah menjadi produk turunan bernilai tinggi justru keluar begitu saja, dan keuntungan ekonominya dinikmati oleh negara penerima,” kata Agus dalam konferensi pers di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis, 6 November 2025.

Politikus Partai Golkar itu menjelaskan, ekspor tersebut merupakan produk samping dari industri biodiesel. Produk tersebut merupakan salah satu bahan baku sejumlah produk.

Baca juga:  Ekspor 87 Kontainer Turunan CPO Digagalkan, Kapolri: Tujuan Tiongkok

"Bila diekspor mentah, barang tersebut dapat digunakan sebagai bahan baku pelarut (solvent), pembersih atau sabun, hingga produk-produk kimia turunan lainnya di negara tujuan,” ungkap Agus.

Menperin menilai, pengawasan terhadap ekspor produk turunan sawit seperti fatty matter harus diperketat. Komitmen tersebut sejalan dengan kebijakan hilirisasi industri nasional yang terus didorong pemerintah.

“Jadi kalau ada penyimpangan, misalnya keliruan atau penyalahgunaan kode HS (Harmonized System) dan sebagainya, tentu itu tidak bisa kita toleransi. Karena itu, kami akan memperkuat kolaborasi, sinergi, dan kerja sama antar kementerian serta lembaga,” ujar Agus.