CEO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) Rosan Perkasa Roeslani. Foto: Metrotvnews.com/Kautsar Widya Prabowo. 
                                                
                    Kautsar Widya Prabowo •  4 November 2025 17:33 
                
                
                    
                        Jakarta: CEO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) Rosan Perkasa Roeslani mengatakan pihaknya masih melakukan negosiasi terkait skema pembayaran proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) alias Whoosh ke Tiongkok. Rosan memastikan hal itu masih menemui titik buntu.
“Belum, masih berjalan,” ujar Rosan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, pada Selasa, 4 November 2025.
 
Rosan menjelaskan proses negosiasi dilakukan oleh tim lintas kementerian dan lembaga. Termasuk Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Keuangan, Kementerian Perhubungan, serta 
Danantara.
Dalam polemik utang Whoosh, Rosan menekankan tidak bisa dilihat dari untung dan rugi. Namun, mesti dilihat dari besarnya manfaat untuk masyarakat.
"Memang tidak hanya dilihat dari segi untung rugi saja, tapi dampaknya pada masyarakat dan melihat pada undang-undang yang ada memang jadi tugas pemerintah," jelas Rosan.
Rosan menambahkan kehadiran pemerintah dalam proyek transportasi publik seperti Whoosh merupakan bagian dari tanggung jawab. Pemerintah memastikan manfaatnya dirasakan oleh masyarakat luas.
“Memang kereta apa adalah transportasi umum untuk kepentingan masyarakat luas dan oleh sebab itu kehadiran pemerintah memang akan ada dan hadir dalam program transportasi termasuk Whoosh,” ujar Rosan.
Kereta cepat Whoosh. Foto: Dok. KCIC.
Sebelumnya, 
Presiden Prabowo Subianto menegaskan tidak ada persoalan dalam polemik utang KCJB atau Whoosh. Pemerintah akan membayar utang tersebut sebesar Rp1,2 triliun setiap tahun.
"Pokoknya enggak ada masalah, karena itu kita bayar mungkin Rp1,2 triliun per tahun. Tetapi manfaatnya, mengurangi macet, mengurangi polusi, mempercepat perjalanan, ini semua harus dihitung," kata Prabowo dalam pidatonya saat peresmian Stasiun Tanah Abang Baru, Jakarta Pusat, Selasa, 4 November 2025.