Serapan Bulog Jawa Tengah Tak Terpengaruh Banjir

Petani di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, mulai panen meskipun sempat khawatir banjir. Dokumentasi/ Media Indonesia

Serapan Bulog Jawa Tengah Tak Terpengaruh Banjir

Media Indonesia • 17 February 2025 06:26

Semarang: Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Kantor Wilayah Jawa Tengah  target peningkatan serapan gabah hingga 400 persen dibandingkan tahun lalu. Serapan gabah ini tidak terpengaruh banjir yang melanda sejumlah daerah setempat.

Pemantauan sejumlah daerah di Jawa Tengah Kudus, Pati, Grobogan l, Demak, Semarang, Kendal, Batang dan Pekalongan mulai memasuki masa panen, meskipun sempat dilanda banjir hingga sebagian terpaksa lakukan panen dini, namun sebagian besar tanaman padi masih dapat diselamatkan.
 

Baca: Bulog Cianjur Jamin Stok Beras Aman Hadapi Puasa dan Lebaran
 
Di tengah memasuki panen raya ini, para tengkulak juga mulai menyerbu untuk mendapatkan gabah dari petani dengan harga dipatok cukup rendah sekitar Rp6.000 per kilogram, sehingga hal ini menjadi kesempatan Bulog untuk dapat menyerap gabah petani karena akan melakukan pembelian sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Rp6.500 per kilogram gabah kering panen (GKP).

"Menang sempat banjir di sejumlah daerah sentra beras di Jawa Tengah seperti Demak, Grobogan dan Kendal, tetapi itu tidak akan mempengaruhi serapan gabah di provinsi ini," kata Pimpinan Wilayah Perum Bulog Jawa Tengah, Sopran Kenedi, Minggu, 16 Februari 2025.

Serapan gabah petani di Jawa Tengah pada tahun 2025 bahkan ditargetkan akan meningkat hingga 400 persen dibandingkan tahun sebelumnya, hal ini mengingat tahun ini jumlah panen di provinsi ini juga ditargetkan meningkat. "Kita upayakan serapan hasil produksi petani sebanyak 532 ribu ton tahun ini," jelasnya.

Meskipun kapasitas gudang penyimpanan disiapkan berkapasitas 75 ribu ton, menurut Sopran, hal tersebut tidak akan menjadi permasalahan berat, karena sejumlah strategi telah disiapkan sehingga seluruh hasil serapan gabah petani dapat ditampung seperti kerja sama dengan gudang filial, baik sistem sewa atau pinjam pakai juga  dengan TNI, BUMN.

Dalam penyerapan gabah petani tersebut, ungkap Sopran Kenedi, pada awal-awal tahun kalu sempat terkendala karena masih menunggu regulasi ada perubahan dari awal penyerapan GKP, GKG dan beras, namun sekarang sudah ada kebijakan baru dari pemerintah melalui Bapanas sehingga pelaksanaan penyerapan gabah dapat Dikebut.

 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Deny Irwanto)