Zelensky Bersumpah Tak Akan Terima Kesepakatan Damai Tanpa Negosiasi Ukraina

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Konferensi Munich. (X/@ZelenskyyUa)

Zelensky Bersumpah Tak Akan Terima Kesepakatan Damai Tanpa Negosiasi Ukraina

Riza Aslam Khaeron • 17 February 2025 11:36

Kyiv: Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menegaskan bahwa negaranya tidak akan pernah menerima kesepakatan damai yang dibuat oleh Amerika Serikat dan Rusia tanpa keikutsertaan Ukraina dalam negosiasi. Mengutip The New York Times (NYT) pada Senin, 17 Februari 2025, Zelensky menyampaikan pernyataan ini dalam wawancara dengan NBC News yang ditayangkan pada Minggu.

Dalam wawancara tersebut, Zelensky mengatakan bahwa dirinya telah memberi tahu Presiden AS Donald Trump bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin adalah seorang "pembohong" dan bahwa Putin sebenarnya takut pada Trump.

"Saya mengatakan bahwa dia adalah seorang pembohong," ujar Zelensky saat berbicara tentang Putin. "Dan dia [Trump] mengatakan, 'Saya rasa perasaan saya adalah bahwa dia siap untuk negosiasi ini.'"

Zelensky percaya bahwa Trump dapat memanfaatkan posisi kuatnya untuk menekan Putin agar berkompromi dalam negosiasi damai.

"Tapi saya pikir dia [Putin] sebenarnya sedikit takut dengan Presiden Trump. Dan saya pikir presiden [Trump] memiliki kesempatan ini, dan dia kuat. Saya pikir dia benar-benar bisa mendorong Putin ke dalam negosiasi damai," tambahnya.

Sementara itu, tiga pejabat tinggi kebijakan luar negeri pemerintahan Trump, yakni Menteri Luar Negeri Marco Rubio, Penasihat Keamanan Nasional Mike Waltz, dan Utusan Timur Tengah Steve Witkoff, dijadwalkan bertemu dengan pejabat Rusia di Arab Saudi dalam beberapa hari mendatang untuk membahas jalan menuju akhir perang.

Pertemuan ini akan menjadi negosiasi besar pertama antara kedua negara sejak invasi Rusia ke Ukraina tiga tahun lalu.

Namun, Ukraina diperkirakan tidak akan menghadiri perundingan tersebut. Mengutip BBC News pada Minggu, 16 Februari 2025, seorang sumber senior pemerintah Ukraina mengatakan bahwa Kyiv tidak diundang dan tidak akan mengirimkan delegasi ke pembicaraan tersebut. Hal ini bertolak belakang dengan klaim utusan khusus AS untuk Ukraina, Keith Kellogg, yang sebelumnya menyatakan bahwa Kyiv akan dilibatkan dalam negosiasi.

"Tampaknya tidak pada tahap awal ini," lapor BBC News.
 

Baca Juga:
AS Tak Undang Ukraina dalam Perundinganan Damai dengan Rusia

Zelensky juga mengungkapkan bahwa Ukraina telah memperoleh intelijen yang menunjukkan bahwa Putin sedang membangun pasukan untuk misi latihan yang menyerupai skenario sebelum invasi ke Ukraina pada Februari 2022. Ia mengisyaratkan bahwa kemungkinan kejadian serupa dapat terulang tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Di Munich Security Conference, Zelensky bertemu dengan Wakil Presiden AS JD Vance dan Menteri Luar Negeri Marco Rubio sebagai langkah awal diskusi terkait Ukraina. Ia juga mengonfirmasi bahwa Keith Kellogg, pensiunan jenderal yang saat ini menjadi utusan khusus Trump untuk Ukraina dan Rusia, akan mengunjungi Ukraina minggu ini untuk memahami kondisi di medan perang secara langsung.

Namun, Zelensky menegaskan bahwa belum ada "rencana nyata" untuk perdamaian, karena negosiasi tidak bisa dilakukan tanpa Ukraina. "Karena mereka tidak bisa memiliki kesepakatan damai tanpa kita," tegasnya. Ia juga menolak gagasan Trump bahwa keanggotaan Ukraina dalam NATO adalah sesuatu yang tidak realistis.

Dalam wawancara lain dengan Fox News Sunday, Penasihat Keamanan Nasional Mike Waltz membela kesepakatan yang diusulkan AS kepada Ukraina, yang mencakup rencana bagi AS untuk memperoleh setengah dari sumber daya mineral Ukraina sebagai imbalan atas dukungan keamanan dan bantuan militer.

Zelensky menolak proposal tersebut, meskipun pejabat AS menggambarkan kesepakatan ini sebagai cara untuk berinvestasi dalam masa depan Ukraina sekaligus mengkompensasi dana yang telah dikeluarkan AS dalam mendukung perang.

"Kita berbicara tentang menumbuhkan ekonomi Ukraina," kata Waltz. "Dan saya tidak bisa membayangkan jaminan keamanan yang lebih baik selain bekerja sama dengan Presiden Trump dan rakyat Amerika ke depan, serta memiliki investasi ini sebagai perlindungan tersendiri."

Waltz juga menyatakan bahwa rakyat Amerika berhak mendapatkan kompensasi atas miliaran dolar yang telah mereka investasikan dalam perang ini.

"Presiden Trump sedang mempertimbangkan kembali seluruh dinamika di sini. Itu membuat beberapa orang merasa tidak nyaman, tetapi saya pikir Zelensky akan sangat bijaksana jika memasuki kesepakatan ini dengan Amerika Serikat. Tidak ada cara yang lebih baik untuk mengamankan masa depan mereka," tutupnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Surya Perkasa)