Suasana di sekitar Jam Gadang, salah satu ikon wisata di Kota Bukittinggi. MI/Ramdani.
Whisnu Mardiansyah • 19 September 2025 11:16
Jakarta: "Orang Padang, ya?" pertanyaan yang awam dan lazim ditanyakan kepada seorang perantau asal Sumatra Barat (Sumbar). Atau mereka generasi kedua atau seterusnya yang memiliki garis keturunan dari orang tua asal Sumatra Barat, mereka kerap menyebut orang Padang sebagai generalisasi asal Sumatra Barat.
Stereotipe yang menyamakan seluruh orang Sumatra Barat sebagai orang Padang telah mengakar begitu dalam dalam percakapan sehari-hari masyarakat Indonesia. Generalisasi ini, meski kerap dimaksudkan sebagai pujian atas reputasi kuliner dan keuletan berusaha, justru menyimpan simplifikasi yang mengaburkan kompleksitas identitas budaya.
Stereotip bahwa semua orang dari Sumatra Barat adalah orang Padang mungkin adalah salah satu generalisasi yang paling banyak diterima banyak orang. Penyebabnya bisa ditelusuri dari dua hal utama.
Pertama, dari tradisi kuliner masyarakat Sumatra Barat yang melabeli masakan Padang atau rumah makan Padang telah menjadi merek kolektif yang luar biasa sukses. RM Padang atau Restoran Padang ada di hampir setiap penjuru Nusantara dan bahkan dunia. Kesuksesan merek dagang ini membuat frasa Padang menjadi lebih familiar di telinga masyarakat luas daripada etnisitas Minang atau Sumatra Barat.
Kedua, tradisi merantau, orang Minangkabau dikenal dengan tradisi merantau yang kuat. Saat ditanya asal-usul, seringkali jawaban yang paling praktis dan mudah dikenali adalah Padang, sebagai ibu kota provinsi, daripada menjelaskan kabupaten atau nagari asal yang mungkin tidak dikenal secara luas.
Membedakan 'Minang' dan 'Padang' antara Etnis vs Geografis
Pada kenyataannya, generalisasi ini mengaburkan perbedaan mendasar yang penting untuk dipahami. Minangkabau (Minang) adalah sebuah identitas etnis-budaya. Suku Minangkabau adalah kelompok etnis dengan populasi besar yang tidak hanya mendiami tanah Sumatra Barat, tetapi juga tersebar di provinsi tetangga seperti Riau, Jambi, dan Bengkulu, bahkan hingga ke perantauan di seluruh Indonesia dan dunia.
Masyarakat Minangkabau memiliki filosofi
"karatau madang di hulu, babuah babungo balun. Marantau bujang dahulu, di rumah baguno balun" (lebih baik pergi merantau untuk mencari pengalaman dan nafkah) yang sangat kuat.
Sementara, Padang adalah nama ibu kota Provinsi Sumatra Barat. Ini adalah sebuah entitas administratif dan geografis. Orang Padang adalah sebutan untuk mereka yang berasal dari Kota Padang secara khusus. Sementara banyak orang Padang yang beretnis Minang, sebaliknya tidak semua orang Minang berasal dari Padang.
Menyamakan Sumbar hanya dengan Padang dan Minang juga mengabaikan keberadaan kelompok etnis lain dalam provinsi tersebut. Yang paling mencolok adalah Suku Mentawai yang mendiami Kepulauan Mentawai. Mereka memiliki bahasa, budaya, adat istiadat, dan bahkan ciri fisik yang sangat berbeda dengan Suku Minangkabau.
Sumatra Barat memiliki 19 kabupaten/kota, masing-masing dengan kekhasan budaya mikronya sendiri. Masakan dari Payakumbuh, Lintau, atau Batu Sangkar bisa memiliki cita rasa dan kekhasan yang berbeda dengan masakan dari Kota Padang. Dialek bahasa Minang di
darek (dataran tinggi) dan di
pasisia (pesisir) juga berbeda.
*Pengerjaan artikel berita ini melibatkan peran kecerdasan buatan (artificial intelligence) dengan kontrol penuh tim redaksi.