Ilustrasi. Foto: Metrotvnews.com/Rhobi Sani.
Insi Nantika Jelita • 3 July 2025 21:30
Jakarta: Ketua Forum Konsumen Berdaya Indonesia (FKBI) Tulus Abadi meminta pemerintah membatalkan wacana penerapan kebijakan satu harga untuk elpiji 3 kilogram (kg). Wacana tersebut dinilai tidak memiliki dasar yang kuat, baik dari aspek hukum, ekonomi, maupun politik.
Dia mempertanyakan konsep satu harga yang dimaksud pemerintah. Pasalnya, elpiji 3 kg merupakan barang bersubsidi yang sudah mendapatkan alokasi anggaran negara cukup besar, yakni Rp87 triliun pada tahun ini.
"Kalau pemerintah sudah mengalokasikan subsidi sebesar itu, lalu apa urgensinya menetapkan harga jual yang seragam di seluruh daerah? Sebaiknya wacana ini dibatalkan," tukas Tulus saat dihubungi Media Indonesia, Kamis, 3 Juli 2025.
Tulus memperingatkan, dalam praktiknya nanti, kebijakan satu harga justru bisa berdampak pada kenaikan harga di sejumlah wilayah. Sebab, di beberapa daerah terutama yang dekat dengan sumber atau jalur distribusi, harga elpiji 3 kg bisa lebih murah karena biaya distribusinya rendah. Jika harga diseragamkan secara nasional, daerah-daerah tersebut berpotensi mengalami kenaikan harga.
Selain merugikan konsumen di daerah tertentu, kebijakan ini juga berisiko membebani anggaran negara lebih besar. "Pemerintah perlu menutupi selisih biaya distribusi ke wilayah yang lebih sulit dijangkau agar harga tetap sama di seluruh Indonesia," jelas Tulus.
Di satu sisi, dia menduga wacana tersebut dikeluarkan karena pemerintah tengah menyiapkan skema baru berupa pengalihan subsidi menjadi bantuan tunai langsung (BLT). Namun, Tulus menegaskan jika benar demikian, konsep dan mekanismenya harus dijelaskan secara terbuka dan matang kepada publik.
Baca juga: Jadi Pelaksana Penyaluran Elpiji 3 Kg Satu Harga, Pertamina Pastikan Kelancaran Pasokan |