Aktivis lingkungan Greta Thunberg ikut serta dalam pelayaran misi kemanusiaan menuju Gaza. Foto: Yahoo News
Catania: Aktivis lingkiungan hidup Greta Thunberg dan sebelas relawan lainnya bergabung dalam pelayaran misi kemanusiaan menuju Gaza yang bertujuan untuk menembus blokade Israel atas wilayah tersebut. Kapal layar Madleen, yang dioperasikan oleh kelompok Freedom Flotilla Coalition, berangkat dari pelabuhan Catania, Sisilia, pada Minggu 1 Juni 2025 sore waktu setempat.
Dalam konferensi pers sebelum keberangkatan, para aktivis menyatakan bahwa misi ini bertujuan membawa bantuan sekaligus meningkatkan kesadaran global terhadap krisis kemanusiaan akut yang terus memburuk di Gaza. Mereka memperkirakan pelayaran akan memakan waktu tujuh hari dengan catatan tidak dihentikan di tengah jalan.
“Kami melakukan ini karena, apa pun risikonya, kita harus terus mencoba. Saat kita berhenti mencoba, saat itulah kita kehilangan kemanusiaan kita,” ujar Thunberg dengan suara bergetar dan air mata, menyoroti urgensi aksi global terhadap apa yang ia sebut sebagai “genosida yang disiarkan langsung.”
Respons Israel
Melansir dari
NBC News, Senin 2 Juni 2025, pemerintah Israel menolak tuduhan genosida tersebut dan menyebutnya sebagai bentuk antisemitisme. Israel berdalih bahwa blokade Gaza yang sebagian dilonggarkan pada pertengahan Mei, diperlukan untuk menekan kelompok Hamas agar membebaskan sandera yang masih ditahan sejak serangan 7 Oktober 2023.
Hingga kini, 58 orang masih disandera oleh
Hamas, dari total 251 orang yang diculik dalam serangan yang menewaskan sekitar 1.200 warga Israel, sebagian besar sipil. Sebagai balasan, militer Israel meluncurkan operasi besar-besaran yang menurut Kementerian Kesehatan Gaza telah menewaskan lebih dari 52.000 warga Palestina, mayoritas perempuan dan anak-anak. Sebagian besar wilayah Gaza kini hancur dan jutaan penduduknya kehilangan tempat tinggal.
Selain Thunberg, misi ini juga diikuti oleh Liam Cunningham, aktor serial
Game of Thrones dan Rima Hassan, anggota Parlemen Eropa asal Prancis keturunan
Palestina. Hassan sebelumnya dilarang masuk Israel karena sikap vokalnya menentang serangan ke Gaza.
Misi ini merupakan lanjutan dari upaya serupa sebelumnya yang gagal. Pada awal Mei lalu, kapal
Conscience, bagian dari armada yang sama, diserang oleh dua drone di perairan internasional dekat Malta. Kelompok Freedom Flotilla menyalahkan Israel atas serangan tersebut yang menyebabkan kerusakan signifikan.
Menurut aktivis Thiago Avila, pelayaran ini merupakan bagian dari strategi mobilisasi lebih luas yang juga mencakup jalur darat. Ia merujuk pada inisiatif
Global March to Gaza yang akan dimulai dari Mesir dan direncanakan mencapai perbatasan Rafah pada pertengahan Juni.
Gerakan tersebut terbuka untuk partisipasi dari tenaga medis, pengacara, hingga jurnalis dan bertujuan mendesak Israel membuka kembali perbatasan dan menghentikan serangan militer.
Sementara itu, lembaga-lembaga PBB dan organisasi bantuan internasional memperingatkan bahwa Gaza berada di ambang kelaparan massal jika akses bantuan tidak segera diperluas. Mereka juga menyebutkan bahwa blokade, kekacauan hukum, dan penjarahan menjadi penghambat utama dalam distribusi bantuan bagi sekitar dua juta penduduk Gaza.
(Muhammad Reyhansyah)