Berisiko Tinggi, Basarnas Dikejar Waktu Evakuasi Penyintas Korban Reruntuhan di Pondok Pesantren Al-Khoziny

Lokasi runtuhnya musala Pondok Pesantren Al-Khoziny di Sidoarjo. MI

Berisiko Tinggi, Basarnas Dikejar Waktu Evakuasi Penyintas Korban Reruntuhan di Pondok Pesantren Al-Khoziny

Whisnu Mardiansyah • 30 September 2025 14:26

Jakarta: Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya M Syafeii menyampaikan operasi penyelamatan di Pondok Pesantren Al-Khoziny. Atas nama Basarnas, ia menyampaikan rasa duka cita yang mendalam atas kedaruratan runtuhnya bangunan pesantren yang menimbulkan korban pada Selasa, 29 September 2025.

Hingga saat ini, potensi SAR yang telah bergabung dalam operasi penyelamatan mencapai 56 instansi dan organisasi berbeda. Total personel yang terlibat berjumlah 332 orang. M Syafeii menjelaskan kondisi reruntuhan bangunan termasuk dalam tipe pancake. Yaitu material beton yang bertumpuk dengan celah sangat sempit. Kondisi struktur yang tidak stabil ini memerlukan penanganan khusus dengan peralatan khusus.

"Mempertimbangkan kondisi reruntuhan bangunan ini merupakan tipe pancake atau reruntuhan bangunan berupa material beton yang bertumpuk dengan celah yang sangat sempit, dan kondisi yang tidak stabil, serta dimungkinkan masih adanya korban yang masih bisa diselamatkan, maka diperlukan Operasi SAR dengan penanganan khusus oleh tim menggunakan peralatan khusus," jelas M Syafeii.

Basarnas telah mengirimkan tim Basarnas Special Group (BSG) dari Kantor Pusat untuk menangani situasi darurat ini. Unsur SAR dari Semarang dan Yogyakarta juga dikerahkan dengan membawa peralatan ekstrikasi khusus untuk penyelamatan korban dalam bangunan runtuh.

Baca: Terjepit Reruntuhan, 1 Santri Korban Ambruknya Musala Ponpes Al-Khoziny Diamputasi di Lokasi

Kepala Basarnas memastikan Operasi SAR akan dilaksanakan terus menerus untuk mengejar Golden Time penyelamatan jiwa. Tim berupaya menyelamatkan para survivor yang diduga masih terjebak di bawah reruntuhan bangunan.

Mengenai penggunaan peralatan berat seperti crane dan excavator, M Syafeii mengakui secara teknis alat tersebut dapat mempercepat pengangkatan material beton. Namun, penggunaan alat berat juga berpotensi membahayakan keselamatan korban yang masih terjebak.

"Yang perlu diperhatikan bahwa pergeseran beton-beton tersebut justru dapat mengancam keselamatan jiwa survivor yang masih dimungkinkan terjebak di dalam reruntuhan," tegas M Syafeii.

Oleh karena itu, Kepala Basarnas memohon dukungan dan doa dari seluruh masyarakat. Harapannya, upaya tim SAR gabungan dapat melaksanakan operasi dengan baik dan berhasil menyelamatkan para survivor.

Operasi penyelamatan ini menjadi prioritas utama Basarnas mengingat kompleksitas medan dan kondisi korban. Setiap langkah evakuasi dilakukan dengan perhitungan matang untuk meminimalisir risiko tambahan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Whisnu M)