Perjalanan Agung Mbah Sumbuk, Jemaah Haji Berusia 109 Tahun

Jemaah haji Mbah Sumbuk berusia 109 tahun/Metro TV/Kemenag/Misbah

Perjalanan Agung Mbah Sumbuk, Jemaah Haji Berusia 109 Tahun

Misbahol Munir • 18 May 2025 16:31

Jeddah: "Alhamdulillah.. Mbah tekan kene (tiba di sini) ." demikian rasa syukur yang diucapkan Mbah Sumbuk saat tiba di Tanah Suci. Mbak Sumbuk adalah salah satu jemaah haji tertua Indonesia yang kini usianya mencapai 109 tahun.  

Kata syukur yang terucap dari bibir perempuan asal Kebumen, Jawa Tengah, ini meluncur begitu saja saat kursi rodanya didorong masuk ke Terminal Haji Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, Minggu, 18 Mei 2025 pagi Waktu Arab Saudi. 

Jemaah lain sangat terharu melihat Mbah Sumbuk yang tergabung dalam kloter JKS-33 dari Embarkasi Jakarta-Bekasi. Meski tubuhnya sudah renta, semangat untuk menjalankan ibadah haji begitu besar. 

Mbak Sumbuk berangkat haji ditemani anaknya yang kesepuluh. Ia tampak menggenggam tangan anaknya cukup erat sepanjang perjalanan. Setibanya di terminal, dari atas kursi rodanya, Mbah Sumbuk memandangi sekitar bandara. 

"Alhamdulillah, nembe kiye numpak pesawat, wis tua (baru kali ini naik pesawat, usia sudah tua)," katanya. 
 

Baca: Jemaah Haji Wajib Tahu! Ini 10 Larangan saat Berihram

Kemudian ia menoleh ke kanan dan kiri, lalu bertanya dengan suara lirih namun penuh harap.

“Ngendi lemet, Le? Kowe ngerti ora, ana lemet ora neng kéné?, Dimana Lemet (Makanan khas Jawa)? Kamu ngerti enggak, ada Lemet enggak di sini? " tanya Mbah Sumuk kepada para petugas.

Lemet adalah makanan tradisional khas Jawa Tengah yang terbuat dari singkong parut dan gula jawa. Makanan tersebut menjadi simbol kerinduan Mbah Sumbuk akan kampung halamannya.  

Para petugas yang menyambut Mbah Sumbuk pun tersenyum dan terhibur oleh kesederhanaan permintaannya.  

Sukmi, 56, anak yang mendampingi perjalanan Mbah Sumbuk, menceritakan perihal perjalanannya dari tanah air menuju Tanah Suci. Selama kurang lebih sembilan jam penerbangan, kata dia sang ibu enggan untuk makan. Tak heran, kata dia, ketika Sang Ibu tiba di Jeddah mulai mencari makanan atau jajanan kesukaannya. 

Warijan, seorang petugas dari Media Center Haji (MCH) yang juga berasal dari Kebumen langsung menghampiri Mbak Sumbuk. Sekitaka itu wajah Mbah Sumbuk langsung berubah cerah dan sumringah.  

“Kowe wong Kebumen, Le?”
“Inggih, Mbah. Nyong asli Kebumen,” "(Kamu dari Kebumen, Nak? Iya Mbah, saya asli Kebunen)" demikian percapakan hangat antara Mbah Sumbuk bersama Warijan. 

Mbah Sumbuk langsung menggenggam tangan Warijan. “Yo wis, melok nyong wae yo nang Makkah. Bareng-bareng wae, Le," (Ya sudah, ikut aku saja ke Makkah.  Bareng-bateng aja ya, Nak)," pintanya. 

Warijan membalas dengan lembut, “Duh, Mbah… kula tugasé namung neng bandara. Wis, tenang, Mbah. Mengko nang Makkah akeh kancane aku sing nemenin, Mbah. Ana wong Kebumen. Mbah bakal keprungu karo sedulur-sedulur.  (Mbah, saya tugasnya di Bandara.  Mbah tenang saja. Nanti di Makkah banyak teman-teman saya yang menemanin Mbah)," kata Warijan. 

Cuaca Jeddah mulai terik. Mbah Sumbuk tampak kehausan dan meminta air. 

“Aku pan ngombe, Le, (Aku minta minum Nak),” pintanya pelan. 

Petugas segera membantu memberinya air dan memastikan ia nyaman.

Mengenai kendaraan, petugas sudah menyiapkan kendaraan yang ramah Lansia. Dan kendaraan yang akan dikendarai Mbah Sumbuk menuju Makkah, sudah disiapkan bus khusus yang dilengkapi lift hidrolik. Kursi rodanya langsung diangkat ke dalam bus tanpa perlu dipindahkan, memastikan kenyamanan dan keselamatannya. Semuanya dilakukan dengan penuh kehormatan—layaknya tamu agung yang ditunggu-tunggu.

Sosok Mbah Sumbuk bukan sekadar jemaah Lansia. Ia adalah simbol dari kekuatan niat, panjangnya harapan, dan dalamnya cinta kepada Allah. Di usia yang senja, ia datang memenuhi panggilan suci dengan jiwa yang utuh dan hati yang bersih.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(M Sholahadhin Azhar)