Pengakuan Korban Penipuan Bos Biro Umrah HMS di Yogyakarta

Yasinta Justicia Yasmin, salah satu korban biro umrah. Metrotvnews.com/Ahmad Mustaqim

Pengakuan Korban Penipuan Bos Biro Umrah HMS di Yogyakarta

Ahmad Mustaqim • 24 January 2025 07:28

Yogyakarta: Bos biro umrah Hasanah Magna Safari (HMS), ID, sudah dicurigai akan melakukan penipuan oleh korbannya. Yasinta Justicia Yasmin, salah satu korban, mengisyaratkan kecurigaan itu sejak pertengahan 2024. 

Yasinta mengaku melaporkan ID ke Polda DIY pada 28 November 2024. Ia geram lantaran batal berangkat umrah dari yang dijadwalkan pada 24 Desember 2024. 

"Saya ambil paket bisnis kelas. VIP bisnis kelas. Saya dengan satu rombongan itu 8 orang plus 3 dan sudah lunas sejak bulan Februari 2024," kata Yasinta di Yogyakarta pada Kamis, 23 Januari 2025. 

Per paketnya setiap personel membayar Rp49 juta. Nominal itu jauh di bawah standar dari Kementerian Agama terkait batas minimal kelas bisnis umrah sebesar Rp70 juta-Rp80 juta per orang. 

Ketika sudah melunasi itu, Yasinta mengaku diingatkan sejumlah temannya terkait menggunakan jasa PT HMS. Saat itu, ia masih merasa yakin biro itu amanah. 

"Itu sudah banyak sekali masukan. Kok kamu pakai ini? Kok kamu pakai ini? Tapi di situ saya itu masih positive thinking. Enggak kok masih lama, masih Desember saya melihat dulu, gitu," ujar Yasinta mengisahkan peristiwa tahun lalu itu. 

Baca: 

Bos Biro Umrah di DIY Ditangkap, Tipu Korban Belasan Miliar


Yasinta mengatakan ada temannya yang pernah menggunakan jasa HMS untuk umrah, namun memiliki pengalaman tak mengenakkan. Cerita yang Yasinta dapatkan pada medio September 2024 itu menyebut konsumen HMS saat umrah kerap diminta pindah-pindah hotel dan setiap hari pintu kamar ada yang mengetuk. 

"Terus sarapan yang seharusnya full board dia cuma dapat pagi aja. Terus puncaknya adalah dia itu pulang beli tiket sendiri. Jadi banyak ternyata jemaah itu yang telantar di sana (Arab Saudi)," kata dia. 

Setelah mendapat cerita itu, Yasinta mencoba meminta jadwal bertemu dengan ID. Ia memastikan ID tak akan mau ditemui jika komunikasi yang dijalin membahas pengembalian penuh biaya yang telah dibayarkan. 

Yasinta lantas menggunakan strategi minta bertemu untuk menambah orang daftar umrah lagi. Singkat cerita, Yasinta berhasil menemui ID dan meminta kejelasan mengenai keberangkatan umrahnya serta konfirmasi cerita dari temannya. 

Ia menyatakan tidak mau pengalaman pertama anaknya ikut umrah itu kacau. Namun, saat sebelum sebelum keberangkatan, tiket pesawat, tiket hotel dan semuanya belum diterima. Ketika dijadwalkan keberangkatan 28 November 2024, hingga H-4 keberangkatan banyak keperluan yang belum didapat. 

"Saya sudah mundur nih ke tanggal 28 (November). Kalau tiket pesawat PP belum keluar dan tiket voucher menginap hotel di sana belum keluar, saya mau refund full pada hari itu juga," ucapnya. 

Yasinta sempat meminta pengembalian penuh uang yang telah dibayarkan, namun ID menyebut tidak bisa. Ia kemudian berkomunikasi lagi dengan ID meminta adanya surat dengan bermaterai sebagai dasar hukum apabila janji tak terpenuhi. 

Ia meminta jadwal pertemuan pada 28 November 2024, namun ID menyatakan tidak bisa dengan alasan sedang si Jakarta. Yasinta pada hari itu menunggu hingga pukul 23.00 WIB dan ID menemuinya. 

"Akhirnya dia datang, tapi tidak bisa menepati janjinya. Tidak membawa tiket ataupun me-refund. Akhirnya saya bawa ke Polda (DIY) untuk dilaporkan," katanya.

Total kerugian Yasinta disebut sebesar Rp438 juta. Nilai itu untuk 8 paket umrah kelas bisnis dan sampai saat itu belum terlaksana. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Lukman Diah Sari)