Ilustrasi. FOTO: dok MI
Angga Bratadharma • 11 August 2023 13:11
Jakarta: Anggota Komisi XI DPR RI I Gusti Agung Rai Wirjaya menyebut saat ini pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatra Barat berada di lajur positif. Hal itu terlihat dari membaiknya kinerja ekonomi serta akselerasi penyaluran kredit sebesar Rp67,89 triliun pada triwulan IV-2022 dengan laju pertumbuhan 9,40 persen (yoy) menjadi Rp69,64 triliun pada triwulan I-2023.
"Berdasarkan laporan perekonomian Provinsi Sumatra Barat yang dirilis oleh Bank Indonesia pada Mei 2023, perekonomian Sumatra Barat tumbuh 4,80 persen (yoy) pada triwulan I-2023 dibandingkan dengan triwulan IV-2022 yang hanya tumbuh 4,15 persen secara yoy," ucap dia, dikutip dari keterangan tertulisnya, Jumat, 11 Agustus 2023.
Berdasarkan keterangan yang didapat dalam paparan OJK, diketahui pada Juni 2023, kredit untuk investasi tumbuh 9,00 persen (yoy), dan modal kerja tumbuh 5,66 persen (yoy). Sedangkan kredit konsumsi tumbuh 5,93 persen (yoy). Penyaluran kredit untuk UMKM pada Juni 2023 tumbuh sebesar 9,32 persen (yoy) dengan total penyaluran sebesar Rp28.847 miliar.
Penyaluran kredit UMKM ini mencapai 43,15 persen dari total kredit yang disalurkan perbankan di Sumatra Barat. Sementara penyaluran kredit produktif terbesar pada Juni 2023 adalah di sektor perdagangan besar dan eceran yaitu sebesar Rp17.045 miliar, diikuti oleh sektor pertanian, perburuan, dan kehutanan dengan total penyaluran Rp10,356 miliar.
Hal itu, tambahnya, patut diapresiasi. Ia menjelaskan, akselerasi ekonomi tersebut terjadi akibat peningkatan konsumsi masyarakat dan investasi serta pelaksanaan berbagai acara terlebih dengan adanya acara pariwisata Visit Beautiful West Sumatra 2023 diyakininya akan turut serta membawa dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Sumatra Barat.
Namun demikian, ia mengingatkan agar semua pihak tidak lengah dan harus mewaspadai kondisi aktual dari iklim ekonomi global dan domestik mengingat bukan tidak mungkin akan ada tantangan-tantangan yang perlu diantisipasi untuk mereduksi dampak negatif dari kondisi ekonomi yang masih penuh dengan ketidakpastian.
"Perlu diwaspadai juga bahwa perekonomian global dan domestik pada 2023 diprediksi memiliki tantangan yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, terutama kendala dari sisi suplai akibat dampak pandemi maupun karena masih terjadinya perang dan geopolitik," pungkas dia.