Partisipasi Pemilih Pilkada Kabupaten/Kota di DIY Turun

Koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat, dan Humas Bawaslu DIY, Umi Illiyina (kedua kiri). Metrotvnews.com/Ahmad Mustaqim

Partisipasi Pemilih Pilkada Kabupaten/Kota di DIY Turun

Ahmad Mustaqim • 28 November 2024 08:26

Yogyakarta: Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyebut tingkat partisipasi pemilih pada Pilkada 2024 di kabupaten/kota disebut merosot dibanding Pemilu 2024. 

Hasil pengawasan Bawaslu DIY pada pemungutan suara didasari sejumlah temuan. Padahal, KPU kabupaten/kota di DIY rata-rata menarget tingkat partisipasi pemilih sekitar 80 persen dalam Pilkada 2024. 

"Hasil pengawasan kami terjadi partisipasi pemilih menurun dibanding Pemilu 2024," kata Koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat, dan Humas Bawaslu DIY, Umi Illiyina pada Rabu, 27 November 2024. 

Ia mencontohkan ada salah satu TPS dengan jumlah pemilih sekitar 400 orang dan yang tidak datang ke TPS sebanyak 140 orang. Ia menyebut ada juga TPS dengan tingkat kehadiran tak sampai 60 persen. 

"Salah satu faktornya persoalan geografis. Seperti Gunungkidul, Sleman di bagian timur dan barat, jaraknya cukup jauh dengan TPS. Ini juga berkontribusi tingkat partisipasi masyarakat menurun," terang dia.
 

Baca juga: 49 Lembar Surat Suara Hilang saat Penghitungan Hasil Pencoblosan Pilkada TPS 10 Kota Bandung

Bawaslu DIY juga mendapati persoalan kekurangan logistik daftar hadir pemilih. Saat selesai mencetak daftar hadir itu masyarakat yang sudah antre sebagian memilih pulang. 

Ketua Bawaslu DIY, Mohammad Najib mengatakan situasi Pemilu 2024 dengan Pilkada 2024 memang beda. Pemilu 2024, yang di dalamnya ada Pilpres, memungkinkan warga dengan KTP luar wilayah menggunakan hak pilih. Selain itu, mesin penggerak partai politik lebih besar Pemilu 2024 dibanding pilkada. 

"Pilkada mesin penggerak sedikit, tidak sebanyak seperti Pilpres 2024 kemarin," ujarnya. 

Najib juga menduga sebagian masyarakat tak menemukan sosok ideal untuk dipilih. Namun demikian, Najib menyebut dugaan itu masih diperlukan riset pendukung. 

"Tentu tak bisa menyamakan persepsi pilkada dengan pilpres. Tapi ini tetap jadi masukan terkait pelaksanaan pilkada," ucap dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Meilikhah)