Surplus APBN Menciut pada Maret 2024, hanya Rp8,1 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Foto: Dokumen Kemenkeu

Surplus APBN Menciut pada Maret 2024, hanya Rp8,1 Triliun

Media Indonesia • 26 April 2024 13:45

Jakarta: Surplus Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga Maret 2024 mencatatkan surplus sebesar Rp8,1 triliun, atau setara 0,04 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Namun, angka surplus terus menciut. Sebelumnya, pada Februari, surplus anggaran tercatat masih Rp26 triliun, atau 0,11 persen terhadap PDB.

"Posisi total dari APBN kita masih surplus Rp8,1 triliun, atau 0,04 persen dari PDB. Dari sisi keseimbangan primer, surplus Rp122,1 triliun," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers kinerja APBN di kantornya, Jakarta, dilansir Media Indonesia, Jumat, 26 April 2024.

Kendati surplus anggaran terus menciut, Sri Mulyani mengatakan kinerja APBN pada triwulan pertama tahun ini masih sesuai dengan yang diharapkan.
 

Baca juga: 

Pemerintah Didorong Siapkan APBN Hadapi Tekanan Eksternal

Capaian alat fiskal negara

Capaian alat fiskal negara itu dinilai tetap berada pada jalur yang tepat, sejalan dengan apa yang diperkirakan sebelumnya.

Surplus anggaran pada Maret 2024 tersebut berasal dari realisasi pendapatan negara yang tercatat mencapai Rp620,1 triliun. Nilai tersebut setara 22,1 persen dari target pendapatan di tahun ini yang dipatok di angka Rp2.802,3 triliun.

"Ada penurunan 4,1 persen. Seperti diketahui 2022 dan 2023, pertumbuhan dari penerimaan negara itu sangat tinggi. Jadi, walaupun kita memahami akan ada koreksi, kita tetap hati-hati," jelas bendahara negara itu.

Sementara itu, realisasi belanja negara pada triwulan pertama 2024 tercatat mencapai Rp611,9 triliun. Nilai tersebut setara 18,4 persen dari pagu belanja tahun ini yang dialokasikan sebesar Rp3.325,1 triliun.

Adapun pertumbuhan belanja itu tercatat mencapai 18 persen dibanding realisasi belanja dari periode yang sama di tahun lalu.

“Kalau kita lihat, belanja triwulan I ini 18 persen kenaikannya dibandingkan tahun sebelumnya. Ini berarti ada belanja-belanja yang cukup front loading seperti penyelenggaraan pemilu,” ujar dia.

(M Ilham Ramadhan)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)