Enam Bayi Meninggal Membeku di Gaza Akibat Cuaca Dingin Ekstrem

Enam bayi Palestina meninggal kedinginan di Gaza. Foto: Anadolu

Enam Bayi Meninggal Membeku di Gaza Akibat Cuaca Dingin Ekstrem

Fajar Nugraha • 31 December 2024 11:33

Gaza: Sebanyak enam bayi dan satu perawat Palestina tewas karena kedinginan di Gaza dalam beberapa hari terakhir, setelah terpaksa hidup dalam kondisi tidak layak di tenda-tenda pengungsian akibat serangan Israel yang terus berlangsung. Kondisi cuaca ekstrem musim dingin memperparah penderitaan warga Gaza yang sudah dilanda krisis kemanusiaan.

“Enam anak dan seorang perawat kehilangan nyawa akibat gelombang dingin dalam beberapa hari terakhir,” ujar Ismail Thawabteh, Kepala Kantor Media Pemerintah Gaza pada Senin 30 Desember 2024.

Ia memperingatkan bahwa jumlah korban jiwa bisa terus bertambah seiring memburuknya situasi di Gaza akibat serangan tanpa henti dari Israel.

“Nyawa para pengungsi Palestina benar-benar dalam bahaya di tengah hujan deras dan gelombang dingin. Tenda-tenda mereka sudah lapuk dan tidak memberikan perlindungan yang memadai,” tambah Thawabteh, seperti dilansir dari Anadolu, Selasa 31 Desember 2024.

Sejak Minggu, Gaza dilanda gelombang dingin dan hujan deras, memperburuk penderitaan 2,3 juta warga di wilayah tersebut.

Banyak warga yang mengungsi tinggal di tenda darurat dengan kondisi hidup yang semakin memburuk seiring turunnya suhu. Keluarga-keluarga kekurangan kebutuhan dasar seperti pakaian hangat, tempat tidur, dan selimut, yang membuat bayi-bayi rentan terhadap suhu dingin ekstrem.

Berdasarkan data PBB, sembilan dari sepuluh warga Gaza telah mengungsi akibat serangan Israel yang terus berlangsung.

Thawabteh menyalahkan Amerika Serikat, Israel, dan sekutu mereka atas memburuknya situasi kemanusiaan di wilayah Palestina tersebut.

Ia menyerukan kepada komunitas internasional dan organisasi kemanusiaan untuk segera bertindak dan menekan Israel agar menghentikan “perang genosida terhadap Gaza dan menyelamatkan nyawa warga sipil.”

Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, Israel telah menewaskan lebih dari 45.500 orang di Gaza, meskipun Dewan Keamanan PBB telah mengeluarkan resolusi yang menyerukan gencatan senjata segera.

Tel Aviv juga menerapkan blokade ketat terhadap Gaza, yang membuat seluruh penduduk wilayah tersebut berada di ambang kelaparan.

Pada November, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga menghadapi tuntutan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait perang di wilayah Gaza. (Muhammad Reyhansyah)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)