Gelombang Dotcom Berbeda dengan Lonjakan Saham Teknologi Berbasis AI

Wall Street. Foto: Unsplash.

Gelombang Dotcom Berbeda dengan Lonjakan Saham Teknologi Berbasis AI

Arif Wicaksono • 29 February 2024 20:21

New York: Kepala Investasi Julius Baer Yves Bonzon menuturkan gelombang dotcom di Wall Street pada 1999 berbeda dengan kenaikan saham teknologi karena perkembangan kecerdasan buatan pada saat ini.  
 

baca juga: 

Riset: Tren Bullish Bursa AS Bisa Berlanjut


Dia menuturkan reli yang sedang berlangsung tidak dimotivasi oleh kebijakan moneter yang longgar seperti pada 1999. Dia juga menuturkan valuasi ekuitas berada jauh dibawah valuasi yang terlihat pada pergantian abad ini.

"Memang benar dari sudut pandang teknikal, posisi investor terlihat melebar dan kantong-kantong pasar ekuitas AS sedang mencapai wilayah overbought,” ujar dia, dilansir Channel News Asia, Kamis, 29 Februari 2024.

"Namun, para pengamat yang membandingkannya dengan gelembung dot-com menunjukkan pandangan yang salah." tegas dia.

Dia menjelaskan pada 1999 Federal Reserve (The Fed) telah melonggarkan kebijakannya sebesar 75 basis poin, sebagai respons terhadap krisis devaluasi mata uang Asia. Pada gilirannya, hal ini memicu lonjakan dot-com, memberikan pasar suntikan likuiditas yang cukup.

"Sebagai perbandingan, reli hari ini terjadi setelah kampanye pengetatan paling agresif dalam sejarah The Fed, dan bukan akibat dari jumlah uang beredar yang berlebihan," tulis Bonzon.

Kenaikan suku bunga The Fed

Sejak Maret 2022, suku bunga dana fed fund melonjak 525 basis poin, dan pasokan uang beredar AS masih mengalami kontraksi pada tingkat tahunan sebesar 2,3 persen.

Dalam kondisi seperti ini, investor tidak hanya kurang terdorong untuk melakukan investasi yang lebih berisiko, Bonzon menambahkan sulit bagi perusahaan untuk meningkatkan pendapatan mereka secara artifisial.

Oleh karena itu, kegelisahan harga yang berasal dari lonjakan saham-saham berkapitalisasi besar saat ini tidak tepat sasaran, karena kenaikan ini disebabkan oleh pendapatan yang kuat dan rekor jumlah uang tunai yang dihasilkan setelah pengeluaran.

Metrik seperti rasio harga terhadap pendapatan ke depan menunjukkan bahwa harga saham dot-com dua kali lebih mahal jika dibandingkan dengan tujuh saham teratas di S&P 500 saat ini. Tidak ada bukti adanya gelembung dalam rasio harga terhadap pendapatan.

"Secara keseluruhan, ketahanan pasar saham dalam menghadapi normalisasi suku bunga menunjukkan kualitas luar biasa dari imbal hasil pasar ekuitas saat ini. Ini bukan remake dari 1999," tegas dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)