92 Warga Gaza Tewas Diserang Israel saat Menunggu Bantuan

Warga Palestina di Gaza masih tetap jadi korban serangan Israel. Foto: Anadolu

92 Warga Gaza Tewas Diserang Israel saat Menunggu Bantuan

Fajar Nugraha • 20 June 2025 17:02

Gaza: Setidaknya 92 orang tewas dalam serangan Israel di Jalur Gaza saat warga Palestina yang putus asa terus mencari makanan di tengah krisis kelaparan yang sedang berlangsung.

Di antara mereka yang tewas sejak pagi dini hari pada Kamis, 64 orang berada di Kota Gaza dan wilayah utara dan 16 lainnya sedang menunggu bantuan di dekat Koridor Netzarim, yang membelah Gaza utara dan selatan.

Warga Palestina yang kelaparan berkumpul di daerah tersebut setiap hari untuk menerima paket dari Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang didukung Amerika Serikat dan Israel, yang dikutuk oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) karena "mempersenjatai" bantuan.

Bassam Abu Shaar, yang menyaksikan serangan Israel di lokasi bantuan, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa orang-orang telah berkumpul semalam dengan harapan menerima makanan.

“Sekitar pukul 1.00 dini hari mereka mulai menembaki kami. Tembakan semakin keras dari tank, pesawat, dan bom quadcopter,” katanya kepada AFP melalui telepon, seperti dikutip Al Jazeera, Jumat 20 Juni 2025.

“Kami tidak dapat menolong mereka atau bahkan melarikan diri,” katanya, seraya menambahkan bahwa besarnya kerumunan membuat orang-orang tidak dapat melarikan diri dari tembakan Israel di dekat Persimpangan Shuhada.

Dalam beberapa minggu terakhir, serangan Israel terhadap warga Palestina yang berusaha menerima bantuan pangan telah meningkat, menewaskan puluhan orang.

‘Rutinitas harian’ yang mematikan

Melaporkan dari Deir el-Balah di Gaza tengah, Tareq Abu Azzoum dari Al Jazeera mengatakan serangan terhadap orang-orang di lokasi bantuan telah menjadi “rutinitas harian”.

“Lebih dari tiga bulan blokade penuh (Israel) di perbatasan telah mengubah Gaza menjadi titik kelaparan di mana orang-orang kehabisan semua jenis persediaan kemanusiaan dan sekarang terpaksa pindah ke pusat-pusat yang ditunjuk ini untuk mendapatkan kantong-kantong tepung, botol-botol air dan kotak-kotak makanan yang, menurut para ahli gizi, mengandung nilai gizi rendah,” jelas Azzoum.

“Serangan-serangan ini masih berlangsung, mengubah semua koridor kemanusiaan menjadi tempat pembantaian,” kata Azzoum.

Menurut kantor berita Reuters, militer Israel mengklaim, tanpa memberikan bukti, bahwa ada upaya oleh “tersangka” untuk mendekati pasukan di daerah Netzarim dengan cara yang membahayakan mereka.

Militer menambahkan bahwa pasukan melepaskan tembakan peringatan untuk mencegah tersangka mendekati mereka, dan saat ini tidak diketahui adanya korban luka dalam insiden itu.

Secara terpisah, serangan pesawat nirawak Israel terhadap tenda darurat tempat warga Palestina mengisi daya perangkat listrik mereka di Kamp Pengungsi Al Shati, menewaskan 13 orang. Sementara sebuah pesawat Israel juga melancarkan serangan udara intensif dan membombardir beberapa rumah di Jabalia, Gaza utara.

Melaporkan dari Deir el-Balah, Hind Khoudary dari Al Jazeera mengatakan serangan Israel terhadap titik pengisian daya di kamp Al Shati terjadi setelah "lebih dari satu setengah tahun" tidak ada listrik di daerah kantong itu.

Pada saat yang sama, serangan terhadap pusat distribusi bantuan merupakan bukti dari situasi yang "memburuk" di Gaza yang telah memaksa warga Palestina untuk mempertaruhkan "nyawa mereka demi makanan", Khoudary menambahkan.

"Hanya sejumlah kecil truk yang datang (ke Gaza) setiap hari dan orang-orang sangat putus asa; mereka terbunuh saat mencoba mengambil apa pun yang ada di truk," tambahnya.

Selama 24 jam terakhir, 69 mayat, termasuk dua yang ditemukan setelah serangan, dan 221 orang yang terluka dirawat di rumah sakit di daerah kantong yang terkepung itu, kata sumber medis.

Sejak perang dimulai pada Oktober 2023, setidaknya 55.706 orang tewas dan 130.101 orang terluka, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)