Thailand dan Kamboja Siap Teken Deklarasi Normalisasi Hubungan di KTT ke-47 ASEAN

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim memediasi penyelesaian damai konflik Kamboja dan Thailand pada Juli 2025. (Khmer Times)

Thailand dan Kamboja Siap Teken Deklarasi Normalisasi Hubungan di KTT ke-47 ASEAN

Willy Haryono • 25 October 2025 20:13

Bangkok: Thailand dan Kamboja berencana menandatangani deklarasi bersama tentang hubungan bilateral yang disebut sejumlah media sebagai “perjanjian damai” pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-47 ASEAN di Malaysia, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand, Nikondet Phalangkun, Jumat, 24 Oktober.

Dikutip dari Antara, Sabtu, 25 Oktober 2025, deklarasi tersebut akan menegaskan kesepakatan prinsip dasar mengenai de-eskalasi dan normalisasi pascakonflik perbatasan antara kedua negara.

“Kami berencana menandatangani dokumen yang sering disebut media sebagai perjanjian damai itu di KTT ASEAN. Sebenarnya ini adalah deklarasi hubungan antara Thailand dan Kamboja, yang menegaskan empat kesepakatan fundamental tentang de-eskalasi dan normalisasi hubungan bilateral,” kata Nikondet.

“Penandatanganan deklarasi itu hanya akan dilakukan jika seluruh persyaratan dalam keempat poin tersebut terpenuhi," lanjutnya.

Awal pekan ini, Komisi Bersama Penentuan Batas Wilayah Darat yang diketuai oleh Menteri Pertahanan kedua negara mencapai kesepakatan mencakup penarikan senjata berat dari perbatasan, operasi bersama penghapusan ranjau darat, pemberantasan kejahatan lintas batas termasuk jaringan call center ilegal, serta penyelesaian sengketa di beberapa segmen perbatasan yang belum memiliki penanda jelas.

Pemerintah Thailand menegaskan bahwa semua kesepakatan dengan Kamboja bersifat bilateral. Namun, perwakilan Amerika Serikat dan Malaysia, yang memegang keketuaan ASEAN 2025, hadir sebagai mediator dan pengamat dalam pertemuan di New York saat Sidang Majelis Umum PBB serta di Kuala Lumpur.

Penandatanganan deklarasi tersebut dijadwalkan berlangsung di sela-sela KTT ASEAN dan akan dihadiri oleh Presiden AS Donald Trump serta Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, dua pemimpin yang sebelumnya berperan dalam mendorong gencatan senjata antara pasukan Thailand dan Kamboja di garis perbatasan pada Juli 2025.

Perselisihan perbatasan yang telah berlangsung selama beberapa dekade itu sempat memanas menjadi konflik bersenjata pada 24 Juli, ketika kedua negara saling menembakkan artileri dan serangan udara.

Kedua pihak melaporkan korban jiwa, termasuk warga sipil. Pada 4 Agustus, Bangkok dan Phnom Penh mengumumkan gencatan senjata yang kemudian diikuti kesepakatan formal beberapa hari setelahnya.

Baca juga:  Trump Akan Hadiri Penandatanganan Perdamaian Thailand–Kamboja di KTT ASEAN

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)