Prajurit Thailand bersiaga di area yang berbatasan dengan Kamboja. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 10 August 2025 09:55
Bangkok: Tiga prajurit Thailand terluka akibat terkena ranjau darat saat berpatroli di wilayah perbatasan dekat Kamboja pada Sabtu kemarin, hanya beberapa hari setelah kedua negara bertetangga itu menyepakati gencatan senjata menyusul konflik bersenjata berdarah selama lima hari pada Juli lalu.
Melansir dari AsiaOne, Minggu, 10 Agustus 2025, seorang prajurit Thailand dilaporkan kehilangan kaki dan dua lainnya mengalami luka-luka setelah salah satu dari mereka menginjak ranjau darat saat berpatroli di area antara Provinsi Sisaket, Thailand, dan Provinsi Preah Vihear, Kamboja. Ketiga prajurit itu kini menjalani perawatan di rumah sakit, menurut pernyataan militer Thailand.
Pemerintah Thailand menyatakan insiden itu terjadi di wilayah kedaulatannya dan di area yang sebelumnya telah dinyatakan bersih dari ranjau. Kementerian Luar Negeri Thailand berencana mengajukan protes resmi terhadap Kamboja atas pelanggaran perjanjian internasional yang melarang penggunaan ranjau darat serta pelanggaran kedaulatan.
Baik Thailand maupun Kamboja merupakan penandatangan Konvensi Ottawa tentang larangan ranjau darat.
Kementerian Pertahanan Kamboja mengatakan pada Sabtu kemarin bahwa pihaknya “belum menerima konfirmasi jelas dari pasukan garis depan terkait ledakan tersebut,” dan menegaskan bahwa tentaranya mematuhi semangat gencatan senjata.
Ini adalah kali ketiga dalam beberapa pekan terakhir prajurit Thailand terluka akibat ranjau darat saat berpatroli di sepanjang perbatasan. Dua insiden sebelumnya memicu penurunan hubungan diplomatik dan menyebabkan bentrokan bersenjata selama lima hari.
Bentrok perbatasan mematikan antara Thailand dan Kamboja pada 24–28 Juli lalu menjadi yang terburuk dalam lebih dari satu dekade, dengan baku tembak artileri dan serangan udara yang menewaskan sedikitnya 43 orang serta membuat lebih dari 300.000 warga di kedua sisi perbatasan mengungsi.
Sejak Kamis, gencatan senjata rapuh masih bertahan setelah Thailand dan Kamboja sepakat mengizinkan pengamat dari ASEAN untuk memeriksa area perbatasan yang disengketakan guna memastikan tidak terjadi lagi pertempuran.
Bangkok sebelumnya menuduh Kamboja menanam ranjau di sisi perbatasan milik Thailand yang melukai tentaranya pada 16 dan 23 Juli. Phnom Penh membantah menanam ranjau baru dan menyebut insiden itu terjadi karena tentara Thailand keluar dari jalur yang telah disepakati dan memicu ranjau lama yang tertinggal dari masa perang.
Baca juga: Menteri Pertahanan Kamboja dan Thailand Sepakat Redam Ketegangan Perbatasan