Suntikan Rp200 Triliun ke Himbara Bakal Bikin Perekonomian Ngegas

Ilustrasi. Foto: Dok MI

Suntikan Rp200 Triliun ke Himbara Bakal Bikin Perekonomian Ngegas

Insi Nantika Jelita • 18 September 2025 09:29

Jakarta: Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menilai penempatan dana sebesar Rp200 triliun dari Saldo Anggaran Lebih (SAL) ke Himbara akan memperkuat sektor riil dan mendorong penyaluran kredit. Ia menegaskan, kebijakan ini sejalan dengan upaya BI dalam melakukan injeksi likuiditas guna mendukung pertumbuhan ekonomi.

Sejauh ini, BI telah menyalurkan likuiditas melalui berbagai instrumen, antara lain penurunan outstanding Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebesar Rp200 triliun, lalu telah membeli Surat Berharga Negara (SBN) senilai Rp217,1 triliun hingga 16 September 2025. Serta, insentif likuiditas makroprudensial (KLM) berupa pengurangan giro wajib minimum (GWM) sebesar Rp384 triliun.

"Dengan adanya ekspansi kebijakan fiskal, akan mendorong pertumbuhan ekonomi dari sisi sektor riil dan meningkatkan dunia usaha, dan ujungnya akan juga mendorong permintaan kredit," ujarnya dalam Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG) September 2025 secara daring, Rabu, 17 September 2025.

Baca juga: 

BI Terus-terusan Pangkas Suku Bunga, Ini Dampaknya Bagi Masyarakat


(Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. Foto: Dok BI)

Suku bunga mulai turun

Perry menjelaskan, saat ini suku bunga di pasar uang telah menurun, termasuk suku bunga SRBI dan yield SBN. Namun, penurunan suku bunga deposito masih sangat terbatas, hanya turun 16 basis poin sepanjang 2025.

Salah satu penyebabnya adalah keberadaan special rate atau masih memberikan suku bunga deposito khusus (lebih tinggi) kepada nasabah besar. Deposan besar ini jumlahnya sekitar 2.100 deposan atau setara dengan 25 persen dari total Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mencapai Rp2.130 triliun.

"Kondisi ini membuat penurunan suku bunga deposito dan kredit perbankan berjalan lebih lambat, di mana suku bunga kredit baru turun tujuh basis poin," jelas Perry.

Selain faktor suku bunga, lambatnya pertumbuhan kredit juga disebabkan oleh sisi permintaan. Perry menyebut masih terdapat undisbursed loan atau kredit menganggur yang nilainya cukup besar, yakni Rp2.372,1 triliun atau sekitar 22,71 persen dari plafon kredit yang sudah disalurkan bank. Artinya, sebagian besar kredit yang sudah diberikan perbankan belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh debitur.

"Jadi, kredit yang sudah diberikan bank, itu pun memang juga belum semuanya digunakan secara optimal," tutup dia. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Eko Nordiansyah)